Fakta di Balik Tragedi Susur Sungai: Tak Survei Medan, Penentuan Lokasi H-1 Via Grup WA
Sejumlah fakta terkait tragedi susur SUngai Sempor yang membuat sepuluh siswa SMP Negeri 1 Turi meninggal diungkap kepolisian.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sejumlah fakta terkait tragedi susur SUngai Sempor yang membuat sepuluh siswa SMP Negeri 1 Turi meninggal diungkap kepolisian.
Tersangka tragedi susur Sungai Sempor, Sleman diketahui tak melakukan survei medan sebelum kegiatan dilakukan, Jumat (21/2/2020).
Tersangka susur Sungai Sempor, IYA, yang pertama kali memunculkan ide untuk melakukan kegiatan susur sungai di Sungai Sempor, Sleman.
Baca: Kronologi Penangkapan Suami yang Bunuh Istri Sendiri di Depan Anak-Anak Mereka di Sidoarjo
Baca: Viral Video Mesum Muda-Mudi Lamongan Berzina, Ini Siasat Licik Pelaku Kelabui Calon Istrinya
Baca: Soal Manuver Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim: Saya Kaget, Ini Adalah Pengkhianatan
Baca: Video TikTok Berlatar Adegan Mesum Muda-mudi Ternyata Trik Jualan Muncikari
Namun, IYA tak melakukan survei dengan alasan sudah memahami kontur Sungai Sempor.
"Dia keterangannya sudah memahami, tapi sebelum itu kan dua hari hujan dan segela macam kan dia tidak ada inisiatif untuk mengecek. Namanya sungai kan kita tidak tahu airnya seperti apa, lima hari terakhir, seminggu terakhir itu seperti apa," ujar Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo saat ungkap kasus di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
Sejak mulai perencanaan dan diskusi, tidak ada pembahasan mengenai keamanan untuk susur sungai.
Termasuk saat pelaksanaan juga tidak ada alat-alat yang dibawa guna mengatasi risiko saat kegiatan.
Mereka tidak membawa pelampung ataupun tali saat kegiatan susur sungai berlangsung.
"Inilah yang tidak mereka perhitungkan mulai masa perencanaan. Jadi memang bisa dibilang sangat minim sekali persiapan," ucap Rudy.
Selain itu, saat kegiatan berlangsung, IYA tak ada di lokasi.
IYA beralasan pergi untuk mentransfer uang di bank. Namun, setelah kejadian, IYA kembali untuk ikut menolong.
"Begitu kejadian semua pembina memang menolong siswa yang hanyut. IYA ditelepon dan kembali ke sungai di Kali Sempor," ujar Kasat Reskrim.
Diketahui Kepolisian telah menetapkan tiga tersangka dalam peristiwa susur Sungai Sempor.
Ketiga tersangka yakni IYA yang merupakan guru olahraga SMP Negeri 1 Turi, R yang merupakan guru seni budaya SMP Negeri 1 Turi, dan DDS sebagai tenaga bantu pembina Pramuka dari luar sekolah SMP Negeri 1 Turi.
Ketiganya dijerat dengan Pasal 359 karena kelalian menyebabkan orang lain meninggal dunia, serta Pasal 360 karena kelalaian menyebabkan orang lain luka-luka.
Ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.
Baca: Kronologi Penangkapan Suami yang Bunuh Istri Sendiri di Depan Anak-Anak Mereka di Sidoarjo
Baca: Viral Video Mesum Muda-Mudi Lamongan Berzina, Ini Siasat Licik Pelaku Kelabui Calon Istrinya
Baca: Soal Manuver Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim: Saya Kaget, Ini Adalah Pengkhianatan
Baca: Video TikTok Berlatar Adegan Mesum Muda-mudi Ternyata Trik Jualan Muncikari
Penentuan Lokasi H-1 Via Grup WA
Penentuan lokasi kegiatan Pramuka susur sungai baru diputuskan pada Kamis (20/2/2020) atau H-1 sebelum pelaksanaan.
Penentuan lokasi itu dimunculkan oleh tersangka IYA melalui grub WhatsApp (WA). Grup bernama Dewan Penggalang itu berisi dewan pembina dan siswa kelas 8.
"Susur sungai untuk titik itu baru termunculkan oleh IYA itu hari Kamis, jadi H-1," ujar Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo saat ungkap kasus di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
Dari hasil pemeriksaan, diketahui sejak mulai perencanaan dan diskusi, tidak ada pembahasan mengenai safety untuk susur sungai.
Termasuk saat pelaksanaan juga tidak ada alat-alat yang dibawa guna mengatasi risiko saat kegiatan. Mereka tidak membawa pelampung maupun tali saat kegiatan susur sungai.
"Inilah yang tidak mereka perhitungkan mulai masa perencanaan. Jadi memang bisa dibilang sangat minim sekali persiapan," tegasnya. (Kontributor Kompas.com Yogyakarta/Wijaya Kusuma)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengaku Paham Kondisi, Pembina Pramuka Tak Survei Sungai Sempor yang Tewaskan 10 Siswanya".