Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Punya Sertifikat Kepramukaan, 3 Tersangka Tak Diskusikan Keselamatan Diri Siswa sebelum Susur Sungai

Tiga pembina pramuka berinisial IYA, R, dan DS yang ditetapkan menjadi tersangka, ternyata mempunyai sertifikat keahlian kepramukaan.

Penulis: Nuryanti
Editor: Daryono
zoom-in Punya Sertifikat Kepramukaan, 3 Tersangka Tak Diskusikan Keselamatan Diri Siswa sebelum Susur Sungai
Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali
Tiga Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang dijadikan tersangka dalam tragedi susur sungai siswa SMPN I Turi, Sleman. 

TRIBUNNEWS.COM - Kegiatan Pramuka menjadi agenda rutin setiap hari Jumat di SMPN 1 Turi Sleman, yang dilakukan setiap pukul 13.30 WIB hingga 15.30 WIB.

Namun, kegiatan susur sungai hanya dilakukan sekali dalam satu semester pembelajaran.

Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Rudy Prabowo mengungkapkan, susur sungai di SMPN 1 Turi terakhir dilakukan pada 2019.

Ia menyebut, tiga pembina pramuka berinisial IYA, R, dan DS yang ditetapkan menjadi tersangka, ternyata mempunyai sertifikat keahlian kepramukaan.

Baca: Kisah Mbah Sudiro, Kakek 71 Tahun Pertaruhkan Nyawa Selamatkan Siswa SMPN 1 Turi, Ikut Terseret Arus

Baca: Tersangka Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Minta Maaf, Tertunduk Sambil Bawa Tasbih

Namun, ketiganya tak mendampingi 249 siswa SMPN 1 Turi saat melakukan kegiatan susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) lalu.

"Inisiator IYA, dan tiga orang ini yang punya sertifikat keahlian jadi harus tahu manajemen resiko dari perencanaan hingga pelaksanaan."

"Tiga orang ini yang paling bertanggung jawab tapi tak ada upaya yang kita lihat. Itulah kenapa kita berani menetapkan tersangka," ujar Rudy, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (25/2/2020).

Tiga Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang dijadikan tersangka dalam tragedi susur sungai siswa SMPN I Turi, Sleman.
Tiga Pembina Pramuka SMPN 1 Turi yang dijadikan tersangka dalam tragedi susur sungai siswa SMPN I Turi, Sleman. (Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali)
Berita Rekomendasi

Menurutnya, ketiganya sebagai pencetus ide, terutama IYA, tak memperhatikan segi keamanan ataupun alat keselamatan lainnya.

"Dari perencanaan dan diskusi-diskusi, tidak ada yang membahas soal safety."

"Saat pelaksanaan juga tidak ada alat keselamatan diri misal pelampung atau tali."

"Itu yg tidak diperhitungkan sama sekali sejak perencanaan," jelas Rudy.

"Bahkan rencana susur sungai baru muncul sehari sebelumnya, di hari Kamis, lewat grup WA. Jadi memang minim persiapan," tegas dia.

Baca: Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Mengaku Lalai dan Menyesal, Siap Terima Risikonya

Baca: Pembina Pramuka SMPN 1 Turi Akui Lalai hingga 10 Siswa Tewas, Menyesal dan Terima Risikonya

Ia menyebut, IYA datang saat tragedi maut itu telah terjadi.

Padahal, IYA mengaku sudah memahami wilayah susur sungai.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas