Kerap Picu Banjir, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk Sementara Distop Mulai Hari Ini
Proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau JKT-BDG dihentikan sementara mulai 2 Maret 2020.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau JKT-BDG dihentikan sementara mulai 2 Maret 2020.
Penghentian pengerjaan proyek dilakukan sesuai dengan perintah dari Kementerian PUPR lewat Komite Kesemalatan Konstruksi.
Menurut Kementerian PUPR, proyek kereta cepat pertama di Indonesia itu memicu genangan banjir di ruas Tol Jakarta-Cikampek.
Baca: Sule Batal Menikah Lagi, Ini Kata Kuasa Hukum
Baca: Pengamat: Soal Penanganan dan Pencegahan Corona, Pemerintah Tak Punya Kebijakan yang Jelas
Baca: Kesal karena Suami Tak Memberi Nafkah, Wanita Ini Rekayasa Penculikan Hingga Viral di Medsos
Proyek ini dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC) dan ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2021.
"Betul dihentikan untuk sementara waktu," kata Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/2/2020).
Selain banjir, lanjut dia, memang ada sejumlag evaluasi pad pelaksanaan manajemen konstruksi di lapangan yang kurang diperhatikan kontraktor proyek kereta cepat.
Beberapa hal yang jadi perhatian Kementerian PUPR antara lain keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkan seperti menghalangi akses jalan.
"Kemudian tumpukan-tumpukan material yang menggangu di pinggir-pinggir, drainase yang tertimbun serta tertutup sehingga menimbulkan banjir, dan juga manajemen keselamatan serta cara kerjanya. Pada intinya itu saja," jelas Danis.
Saat datang musim, alhasil banyak ruas Tol Cikampek yang terendam banjir. Akibatnya, kemacetan parah terjadi di tol tersebut. Beberapa titik banjir antara lain di KM 19, KM 34, dan KM 8.
Senada dengan Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan menyebut banjir yang sempat melanda di ruas Tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena adanya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, proyek itu menyumbat saluran air di ruas tol tersebut. Karena aliran air tersumbat, menyebabkan terjadinya banjir di Tol Japek kilometer 19 dan 24.
“( Banjir di Tol Japek karena) proyek kereta cepat, Wika kan juga ada (proyek tol) Cibitung-Cilincing,” ujar Budi, Senin (6/12/2020) lalu.
Budi menjelaskan, saluran air di ruas tol tersebut tersumbat karena tertutup akses jalan untuk kendaraan berat di proyek kereta api cepat.
“Ada tiga saluran air yang terhambat karena antara parit ditutup pakai beton, nah itu sudah dibuka lagi,” kata Budi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.