Kasus Ikan Butal di Banyuwangi, Kerabat Korban Ceritakan Efek Racun yang Awalnya Cuma Pusing
Satu keluarga di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur meninggal dunia setelah mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur meninggal dunia setelah mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan, Selasa (10/3/2020).
Keluarga tersebut terdiri atas seorang ibu bernama Siti Habsah (80), yang tinggal bersama keluarga putrinya, Dewi Ambarwati (50).
Dewi tinggal di rumahnya bersama sang suami, Muhlis Hartono (65), serta anaknya yang masih balita.
Siti, Dewi, dan Muhlis meninggal dunia dalam kejadian ini.
Kerabat korban, Edi menceritakan efek racun yang terkandung dalam ikan buntal setelah di konsumsi ketiganya.
Awalnya Edi didatangi oleh Muhlis dan menyampaikan keluhan rasa sakit dibagian kepala kepadanya.
"Datang mengeluh pusing," ucapnya dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Kamis (12/3/2020).
Kemudian Edi meninta Muhlis untuk beristirahat memulihkan kondisinya.
"Ketika kemudian saya suruh berisitirahat malah muntah-muntah"
"Ada anaknya saya telpon kemudian di bawah ke UGD Bajulmati," imbu Edi.
Baca: Dikenal Beracun, Ikan Buntal Membunuh Satu Keluarga di Banyuwangi
Baca: PM Jepang Berharap Lebih Banyak Lagi Orang Mengonsumsi Ikan Buntal
Edi melanjutkan ceritanya, sesampainya di UGD Bajulmati Muhlis langsung mendapat pertolongan medis.
Namun nyawa kerabatnya itu tidak dapat tertolong.
"Ditangani sebentar oleh paramedis di sana, kemudian dinyatakan meninggal"
"Selang beberapa menit kemudian ada kabar mertua dan istrinya juga di larikan ke UGD Wongsorejo," tandas Edi.
Kapolres Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin menjelaskan ketiga korban diduga tewas keracunan setelah makan ikan buntal.
Ikan didapat dengan cara memancing lalu dimasak dengan santan.
"Setelah memancing mereka merebus, dan memasak serta menggoreng ikan tersebut," ucap Arman.
Saat mengkonsumsi ikan buntal, ketiga korban sudah merasa mual, namun mereka menganggap biasa.
Setelah rasa mual hilang, mereka kembali makan ikan buntal keesokan harinya.
"Ikan tersebut diduga ikan beracun kemudian menimbulkan kesakitan di bagian perut. Dan di tanggal 10 dimakan kembali, sehingga menimbulkan sakit perut yang berkepanjangan"
"Ketiga korban di bawa ke puskesmas tapi tidak bisa tertolong," bebernya.
Baca: Antisipasi Virus Corona Masuk Gedung Merah Putih, KPK Ukur Suhu Badan Tersangka
Baca: Kerja untuk Wawan, Jennifer Dunn Pernah Diajak Pelesiran ke Bali dan Australia
Penjelasan Dokter
Dokter dari RSUD Pandanaran Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris, menanggapi kasus kematian satu keluarga di Banyuwangi akibat mengonsumsi ikan buntal.
Fiarry mengatakan ikan buntal memang tak disarankan untuk dikonsumsi.
Pasalnya, Fiarry menyampaikan, ikan buntal mengandung racun tetrodoxin.
Racun tersebut bersifat 1.200 kali lebih beracun dari Sianida.
Bahkan, tidak ada zat yang mampu menjadi penawar racun ikan buntal.
Menurut Fiarry, terdapat sekitar 50 orang di Jepang yang dilarikan ke rumah sakit (RS) akibat keracunan ikan buntal.
Padahal, di negara tersebut, seorang chef yang mengolah masakan ikan buntal dibekali dengan aturan yang sangat ketat.
"Di Jepang, negara yang terbanyak mengonsumsi ikan buntal, chef yang mengolah ikan tersebut harus melewati pelatihan minimal tiga tahun dengan standar yang amat tinggi," terang Fiarry pada Tribunnews.com, Rabu (11/3/2020) malam.
"Bahkan, dengan aturan chef yang ketat, tetap ada sekitar 50 orang tiap tahun yang dilarikan ke RS karena keracunan ikan buntal ini," sambungnya.
Baca: Rekrutmen Taruna Akpol, Pendaftaran Buka hingga 23 Maret 2020
Baca: Ikan Buntal Hasil Mancing Jadi Petaka, Pasutri & Mertua di Jatim Tewas, Balitanya Kini Yatim Piatu
Oleh karena itu, Fiarry pun tak menyarankan masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi ikan buntal.
"Maka untuk di Indonesia, saya tidak menyarankan untuk mengonsumsi ikan ini karena pengolahannya yang sangat sulit dan risikonya sangat tinggi," tutur Fiarry.
Fiarry mengatakan, organ dalam pada ikan buntal menjadi bagian yang paling banyak mengandung racun.
"Ikan buntal ini mengandung racun terutama di organ dalamnya, seperti liver, ovarium, mata, maupun kulit," terangnya.
Fiarry menuturkan, racun pada ikan buntal bekerja dengan cara memblokir kanal natrium pada tubuh.
Sehingga, otot-otot akan mengalami kelumpuhan yang menyebabkan orang tersebut tidak bisa bernapas.
Seseorang pun dapat meninggal dunia karena kehabisan napas akibat racun ini.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satu Keluarga Tewas Keracunan Ikan Buntal, Dokter: Ikan Buntal 1.200 Kali Lebih Beracun dari Sianida.
(Tribunnews.om/Endra Kurniawan/Metta)