Ditinggal Anak Istri, Pria 40 Tahun di Lampung Barat Ini Nekat Gantung Diri
Seorang warga Pekon Teba Liokh, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat (Lambar), berinisial SG (40)
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LIWA - Seorang warga Pekon Teba Liokh, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat (Lambar), berinisial SG (40), Tewas diduga bunuh diri dengan cara Gantung Diri.
Peristiwa bunuh diri tersebut, terjadi pada Senin (16/3/2020) dini hari di rumah orangtua korban.
Diduga, korban mengalami depresi karena ditinggal istri dan anaknya.
Korban pertama kali ditemukan oleh ibu kandungnya.
Pada saat kejadian, korban memang sedang menginap di rumah orangtuanya.
Kapolsek Sekincau Kompol Suharjono mengungkapkan, pada Senin dini hari, ibu korban hendak ke masjid untuk menunaikan salat Subuh.
Sebelum salat, lanjut Suharjono, ibu korban sempat melihat anaknya sedang tertidur pulas.
Seusai salat, terus Suharjono, saat kembali ke rumah, ibu korban mendapati anaknya sudah tidak berada di rumahnya.
"Saksi (ibu korban) lalu meminta suaminya untuk mencari korban," kata Suharjono, Senin (16/3/2020).
Ayah korban, lanjut Suharjono, berusaha mencari anaknya ke rumah adik korban yang bersebelahan dengan rumah orangtua korban.
Tetapi, korban tidak juga ditemukan.
Pada pagi hari, terus Suharjono, sekira pukul 07.00 WIB, di salah satu ruangan rumahnya, ibu korban melihat anaknya, SG, dalam posisi tergantung dan sudah tak bernyawa lagi.
"Saksi kemudian memanggil anaknya (adik korban) dan kemudian menghubungi aparat pekon dan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Sekincau,” ujar Suharjono.
Suharjono bersama anggota Polsek Sekincau dan anggota Satreskrim Polres Lambar serta tenaga medis dari Puskesmas Batu Brak langsung terjun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan selesai pukul 10.55 WIB, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, ditemukan korban memakai baju kaos panjang, celana panjang hitam dan celana pendek warna hijau," jelas Suharjono.
"Lidah korban tidak menjulur, posisi mayat menegadah ke atas dengan ikatan tali."
"Hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan kematian murni karena Gantung Diri,” jelas Suharjono.
“Tindakan yang telah kami lakukan yakni mendatangi TKP, melakukan olah TKP, mengamankan barang bukti dan memeriksa saksi-saksi,” imbuh Suharjono.
Diketahui, korban merupakan pasien rawat jalan rumah sakit jiwa.
Pada Senin (16/3/2020), adalah jadwal korban kontrol di Puskesmas Batu Brak.
Terkait kebenaran korban merupakan pasien rawat jalan rumah sakit jiwa, Sekretaris Kecamatan Batu Brak M Patoni menuturkan, korban mengalami depresi karena ingin bertemu dengan kedua anaknya yang sudah ikut dengan mantan istrinya.
“Jadi kuat dugaan hal itu (ditinggal anak-istri) menjadi pemicu korban nekat bunuh diri," kata Patoni.
Baca: Timnas Indonesia U-19 Batal Menjalani Pemusatan Latihan, Ini Sebabnya
Baca: Waspada Peningkatan Curah Hujan di Tanah Air dalam 3 Hari Ini
Baca: Ramalan Shio Minggu Ini, 16-22 Maret 2020: Ayam Pengen Menyendiri, Babi Makin Bijaksana
"Saat ini, korban sudah dimakamkan, saya bersama staf kecamatan baru pulang melayat, semoga almarhum mendapat tempat yang layak dan keluarga diberi ketabahan,” imbuh Patoni.
Sementara, Plt Peratin Pekon Teba Liokh M Muslih, membenarkan bahwa korban adalah warga Pekon Teba Liokh.
“Ya korban adalah warga pemangku 2 pekon Teba Liokh, sejak bercerai dan ditinggal anak-anaknya, korban mengalami gangguan jiwa,” tukas dia singkat.
Peluk Foto Suami di Pemakaman
Di sisi lain, suasana duka mengiringi prosesi pemakaman Brigadir AK (34) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukakarya, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Rabu (11/3/2020).
Seorang polisi di Bandar Lampung berinisial Brigadir AK Tewas diduga bunuh diri minum cairan pembersih lantai. Informasi dihimpun Tribunlampung.co.id, aksi bunuh diri polisi tersebut diperkirakan terjadi pada Selasa (10/3/2020) sekira pukul 15.00 WiB.
Pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi pemakaman, istri almarhum, Faridha Fahsa (30), tak henti menangis saat proses pemakaman.
Meski demikian, Faridha tetap berusaha tegar, ketika jenazah sang suami dimasukkan ke liang lahat.
Sesekali menyeka air mata, Faridha tampak terpaksa melepas kepergian suami tercinta, untuk selamanya.
"Sabar. Kamu harus ikhlas," ujar salah seorang kerabat yang mendampinginya, Rabu (11/3/2020).
Mengenakan gamis putih dan hijab hitam, Faridha yang dinikahi almarhum 8 tahun silam, tak mengucapkan sepatah kata.
Bahkan, saat Inspektur upacara Kompol Suryadi mempersilakan untuk melakukan tabur bunga, Faridha menolak dengan senyuman.
Dari awal upacara pelepasan hingga selesai, Faridha hanya memeluk erat bingkai foto suami.
Saat satu persatu anggota polisi yang menghadiri upacara pulang, tangis Faridha kembali pecah.
Faridha yang awalnya enggan, akhirnya menyiram makam suaminya sembari mengusap batu nisannya.
"Sudah-sudah ayo kami pulang," timpal keluarga berusaha membujuk Faridha meninggalkan lokasi pemakaman.
Di mata keluarga, Brigadir AK yang lahir 34 tahun silam ini merupakan sosok pria yang baik.
Bibi AK, Endang mengatakan, sebagai putra sulung dari 7 bersaudara AK mampu mengayomi adiknya.
Terbukti, salah satu adiknya yang juga anggota Polri berkat dorongan AK.
"Saya juga terkejut kemarin malam dapat kabar AK meninggal karena sakit. Sakit apa saya juga kurang tau itu," ujar Endang.
Pagi setelah menerima kabar, akhirnya Endang bersama suami datang kerumah duka.
Endang yang merupakan adik kandung bapak AK, bergegas dari Pringsewu menuju Bandar Lampung.
"Saya kasihan sama anaknya masih kecil kecil. Anaknya ada tiga, satu sama istri pertama tapi sudah lama cerai," beber Endang.
Endang mengaku terkejut setelah menerima kabar duka tersebut. Sepengetahuannya AK tidak memiliki riwayat penyakit, sehat jasmani dan rohani.
"Semua sudah takdir tuhan, mungkin memang sudah waktunya dipanggil," katanya.
Ayah AK, Edi Pamungkas menyatakan hal serupa. Secara pribadi ia sudah mengikhlaskan kepergian sang putra.
"Tadi kami sudah musyawarah keluarga untuk segera memakamkan AK. Tanpa dihadiri oleh saudara AK yang masih dalam perjalanan," katanya.
Berbeda dengan keterangan keluarga, Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad menyatakan AK mengalami sakit dibagian syaraf.
Menurutnya sakit yang di idap AK sudah sejak beberapa tahun terakhir ini.
"Gangguan pada syaraf nya itu yang mempengaruhi kejiwaannya. Karena sakit pada kejiwaannya inilah yang membuat AK meminum cairan pembersih lantai tersebut," ujar Pandra.
Pandra menambahkan, Brigadir AK memang dalam rawat jalan untuk mengobati gangguan syaraf nya itu. Selama beberapa tahun AK sempat dirawat di rumah sakit jiwa di Lampung Selatan.
"Jadi ini benar benar karena gangguan syaraf yang membuat AK tertekan dan jiwanya terganggu," tukas Pandra.
Seorang warga Pekon Teba Liokh, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat (Lambar), berinisial SG (40), Tewas diduga bunuh diri dengan cara Gantung Diri. Peristiwa bunuh diri tersebut, terjadi pada Senin (16/3/2020) dini hari di rumah orangtua korban.(Tribunlampung.co.id/Ade Irawan)
Disklaimer: Berita ini tidak untukmengnspirasi pembaca untuk melakukan tindakan bunuh diri
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Warga Lambar Tewas Gantung Diri di Rumah Orangtuanya, Diduga Depresi Ditinggal Anak-Istri,