Wali Kota Solo Pilih Rapid Tes dengan Sistem 'Jemput Bola': Tidak Kumpulkan Massa
Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengaku akan memilih sistem jemput bola mendatangi pasien dalam pemeriksaan rapid tes.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kami tidak akan lockdown."
"Kami sangat berharap Pemerintah Kota Surakarta hukumnya wajib untuk waspada dan tidak keluar rumah," ujarnya.
Selain itu, terkait perkembangan kasus Covid-19 di Solo, Rudy menerapkan dua hal bagi pasien positif.
"Indikatornya kalau karantina mandiri, kita cek kesehatannya tiap 2 hari sekali dari puskesmas dan logistik kita kirim," jelas Rudy.
Menurutnya, ada 75 orang yang melakukan karantina mandiri dan penyebarannya tidak meluas.
Namun, justru pasien positif dari imported case yang sempat menyebar.
"75 yang kita karantina mandiri, penyebaran di kanan kirinya tidak muncul."
"Malah yang muncul itu yang dari luar negeri, dari Italia."
"Lalu yang dari Taiwan langsung setelah sampai di tes kesehatan dan karantina mandiri," tuturnya.
Baca: Respon Pemerintah Pusat Terakit Viralnya Video Pelayat Buka Plastik Jenazah PDP Corona di Kolaka
Siapkan Rp 16 M untuk bangun RS rujukan pasien corona
Pemerintah Kota Surakarta pun mengaku siap menggelontorkan dana sebesar Rp 16 Miliar guna membuat rumah sakit darurat.
Dana tersebut didapatnya dari memangkas anggaran kepariwisataan dan kegiatan kesenian.
"Sementara rasionalisasi anggaran tidak penting terutama untuk wisata dan kebudayaan, kita nol kan semua, seperti kegiatan kesenian."
"Kita mendapatkan Rp 16 Miliar yang akan dipersiapkan untuk membangun Rumah Sakit Bung Karno sebagai rujukan pasien corona," jelas Rudy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.