Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusli Yusuf Tewas di Tangan Anak Kandungnya, Pelaku Melarikan Diri Sambil Menenteng Parang

Usai menyerang ayahnya, pelaku melarikan diri melalui halaman belakang rumah sembari menenteng parang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rusli Yusuf Tewas di Tangan Anak Kandungnya, Pelaku Melarikan Diri Sambil Menenteng Parang
Sripoku.com/Ardani Zuhri
Ilustrasi: Eliana (47), ibu enam anak warga Desa Hidup Baru, Kecamatan Benakat, Kabupaten Muaraenim Sumsel ditemukan warga tewas dengan kondisi mengenaskan sekitar 20 meter di belakang rumahnya. Dia diduga menjadi korban perampokan. 

TRIBUNNEWS.COM, KUALASIMPANG - Rusli Yusuf (64), warga Dusun Rambutan, Kampung Payakulbi, Kecamatan Karangbaru, Aceh Tamiang, tewas dibacok anak kandungnya, Kamis (26/3/2020) malam.

Pelaku berinisial AS (31) diringkus polisi dalam tempo tiga jam setelah peristiwa Dia juga sempat melarikan diri sebelum akhirnya tertangkap.

Korban mengembuskan napas terakhir di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskan setelah leher dan kepalanya terkena parang pelaku.

Mirisnya, aksi sadis pelaku disaksikan ibunya atau istri korban, Sunarti.

Ibu tiga anak ini bahkan nyaris menjadi korban kedua bila tidak segera mengunci pintu dapur dan lari ke luar berteriak minta tolong.

Baca: Jumlah ODP Covid-19 di Maluku Terus Meningkat Terdata 104 Orang, 1 Positif

Baca: Curhat Nikita Mirzani Lihat Tenaga Medis Kenakan Hazmat Pemberiannya: Hanya Ini yang Niki Perbuat

Kapolsek Karangbaru Iptu Tarmidi, menjelaskan, usai menyerang ayahnya, pelaku melarikan diri melalui halaman belakang rumah sembari menenteng parang.

Tapi, pelarian AS tak berlangsung lama. Sebab, tiga jam berselang tersangka ditangkap di Kampung Batangara, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang.

Berita Rekomendasi

"Kita sempat khawatir tersangka menyerang warga lain karena saat lari ia membawa parang. Ternyata, parang tersebut sudah dibuang tidak jauh dari rumahnya," kata Tarmidi, kepada Serambi, Jumat (27/3/2020).

Hingga kini, pihaknya belum bisa memastikan motif penganiayaan berat yang dilakukan tersangka hingga menyebabkan Rusli meninggal dunia.

Namun, dari keterangan sejumlah saksi, di antaranya pihak keluarga dan datok penghulu, korban sempat terlibat pertengkaran dengan tersangka pada Kamis (26/3/2020) pukul 19.30 WIB.

Pertengkaran yang terjadi di dapur ini diawali saat korban marah melihat gagang cangkul yang sedang dibuatnya ditemukan sudah terpotong.

Menurut hasil pemeriksaan polisi, korban menuduh tersangka yang memotong gagang cangkul itu.

Baca: Update Corona 28 Maret 2020 Pukul 11.00 WIB: 436.534 Kasus Aktif, Amerika Serikat Tertinggi

Baca: MUI Umumkan Pedoman dan Cara Mengurus Jenazah Muslim Korban Virus Corona

"Korban sedang membuat cangkul sendiri. Ketika pekerjaan ini mau dilanjutkan, dia menemukan gagang cangkul sudah terpotong," lanjut Tarmidi.

Tuduhan korban itu membuat tersangka marah, sehingga keduanya terlibat adu mulut.

Keributan ini didengar Sunarti yang ketika itu berada di ruang tamu.

Awalnya, Sunarti memilih diam, namun akhirnya dia melangkah ke dapur setelah mendengar teriakan suami memanggil namanya.

ILUSTRASI PEMBUNUHAN - Cerita Lengkap Kakak Adik Tebas Temannya Sendiri di Badung, Bali, Berawal Cekcok saat Minum Miras
ILUSTRASI PEMBUNUHAN - Cerita Lengkap Kakak Adik Tebas Temannya Sendiri di Badung, Bali, Berawal Cekcok saat Minum Miras (DNA India)

Setibanya di dapur, perempuan ini disuguhkan pemandangan sadis karena suaminya sudah roboh ke lantai dengan kondisi bersimbah darah.

Tidak jauh dari posisi suaminya, anaknya berdiri sambil memegang parang yang juga berlumuran darah.

Kehadiran Sunarti sempat membuat AS terusik sehingga nyaris menjadikan ibunya tersebut sebagai korban kedua.

"Tersangka sempat mengarahkan parang ke arah ibunya. Untungnya, pelapor bergerak cepat mengunci pintu dapur dan langsung lari ke luar rumah minta pertolongan kepada warga," ungkap Tarmidi.

Baca: Wakil Wali Kota Bandung Sembuh dari Covid-19: Saya Bisa Melewati Proses yang Sangat Berat Ini

Baca: Mulai Hari Ini Kapal Penumpang Tak Diizinkan Masuk Lingga Kepulauan Riau Selama 14 Hari

Punya Riwayat Sakit Jiwa

Kendala utama polisi mengungkap motif pembacokan ini disebabkan status kejiwaan tersangka.

Pihak keluarga dan perangkat kampung memastikan AS memiliki riwayat sakit jiwa dan setahun lalu sempat dirawat selama enam bulan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh.

Sejumlah saksi yang sudah dimintai keterangan di Polsek Karangbaru memastikan kondisi tersangka membaik usai menjalani perawatan itu.

Namun, karena belakangan dia menolak mengonsumsi obat anjuran dokter, penyakit itu kambuh

"Karena sudah tidak minum obat, dia kambuh lagi. Mulai lagi berulah, misalnya meminta rokok ke kios-kios, tidak pernah bayar," kata Tarmidi.

Status kejiwaan ini pula yang membuat polisi harus mengirim tersangka ke RSJ Aceh pada Jumat (27/3/2020) sore.

Polisi akan menjadikan hasil tes kejiwaan itu sebagai rujukan dalam menangani kasus tersebut.

Di sisi lain, pihak keluarga juga meminta polisi tidak langsung melakukan penyidikan karena mereka masih berduka.

"Kalau memang positif sakit jiwa, ya kasusnya tidak bisa dilanjutkan. Tapi, sambil menunggu hasil itu ke luar, kami terus mengumpulkan keterangan saksi," timpal Kapolsek.

Baca: Jelang Tegal Local Lockdown Pada 30 Maret 2020, Wali Kota Imbau Perantau Tak Pulang Kampung

Baca: Kegalauan Frank Lampard Soal Liga Inggris Musim Ini, Berharap Situasi Lekas Pulih

Membunuh Maling

Kapolsek Karangbaru, Iptu Tarmidi, mengatakan, gejala sakit jiwa yang diidap tersangka AS, tidak begitu parah.

Pada awal penangkapan, ia mampu berkomunikasi dengan baik dan mengenali orang tuanya.

Namun, sikap ini berubah drastis ketika AS diperlihatkan foto ayahnya yang sudah meninggal akibat ulahnya.

Baca: Penerbangan Dibatalkan dan Perbatasan Ditutup karena Corona, Ribuan Turis Terdampar di Asia

Baca: Gejala dan Tanda-tanda Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Dengan nada tinggi, pemuda bertubuh kekar ini bersikeras tidak mengenalnya.

"Ketika ditunjukkan KTP ayahnya, dia kenal, bisa menyebut nama ayahnya dengan baik. Tapi, ketika kita perlihatkan foto di TKP (tempat kejadian perkara), dia mengaku tidak kenal, dan dia katakan ayahnya ada di rumah," kata Tarmidi.

Lantas, tersangka bercerita kalau dia memang ada membunuh seseorang di rumahnya.

Namun, pelaku memastikan sosok yang dibunuh itu bukanlah ayahnya, melainkan maling.

Saat ditanya mengapa melarikan diri, tambah Kapolsek, dengan entengnya AS mengaku takut karena dikejar hantu. (mad)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Anak Bacok Ayah Hingga Tewas di Depan Ibu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas