Tenaga Medis Perawat Pasien 02 di Prabumulih Terinfeksi Corona
Saat ini orang-orang yang kontak dengan pasien positif justru mendesak untuk dilakukan Rapid Test
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Sumsel Edison
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sampai saat ini ada 5 orang positif Corona di Sumatra Selatan (Sumsel), dua diantaranya meninggal dunia.
Lima orang itu terdiri dari satu warga Palembang, dua warga Prabumulih, satu warga OKI, dan satu warga OKU.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih sekaligus ketua harian gugus tugas pencegahan dan penanggulangan Corona Prabumulih, dr Happy Tedjo mengungkapkan, belum mengetahui serta belum mendapat surat jika ada penambahan warga Prabumulih positif Covid-19 seperti yang disampaikan juru bicara gugus tugas Provinsi Sumsel.
"Nah, kita belum tau terkait itu, kita belum dapat surat," ungkap Tedjo ketika dihubungi melalui telpon genggamnya, Selasa (31/3/2020).
Sementara Juru bicara gugus tugas pencegahan dan penanggulangan Corona Sumsel, Prof Yuwono membenarkan 5 kasus positif Corona di Sumatera Selatan, Selasa (31/3/2020).
"Ya benar jumlahnya bertambah," ujarnya.
Sebelum sudah ada tiga kasus positif Corona di Sumsel.
Baca: Pidato Lengkap Jokowi tentang Kebijakan Pemerintah Hadapi Corona: Listrik Gratis hingga PSBB
Baca: Begini Cara Wali Kota Solo FX Rudy Perlakukan Para Pemudik Nekat
Baca: Cerita Pasien Corona di Solo Bisa Sembuh, Saat Sakit Selalu Kehausan dan Sesak Nafas
Kasus pertama yakni pasien asal warga asal Palembang yang merupakan tenaga kesehatan Prabumulih.
Kedua pasien tersebut saat ini telah meninggal dunia.
Selanjutnya kasus ketiga yakni mantan pejabat di Kabupaten OKU.
Sedangkan dua kasus tambahan lainnya, Yuwono mengatakan pasien tersebut berasal dari OKI dan Prabumulih.
"Tambahan OKI (kasus import) dan Prabumulih (transmisi lokal)," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pasien terbaru asal Prabumulih merupakan tenaga medis merawat pasien 02 yang meninggal dunia positif Covid-19.
"Ya pasien dari Prabumulih itu adalah tenaga kesehatan yang merawat awal almarhum pasien 02 di Prabumulih," ujarnya.
28 Orang Rapid Test
Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih Tedjo mengungkapkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan rapid test dan baru dilakukan terhadap 28 orang yang kontak erat dengan pasien almarhum baik keluarga maupun tenaga medis yang pernah merawat.
"Sudah ada 28 orang kita lakukan rapid test terus berlanjut, karena kan kita masih melihat masa 14 hari dulu kalau kecepatan negatif maka harus diperiksa lagi," katanya.
Tedjo menuturkan, masalah yang dihadapi pihaknya sekarang dalam melakukan rapid test yakni masa pemeriksaan semestinya dilakukan setelah 14 hari terhadap orang yang kontak erat.
Namun saat ini orang-orang yang kontak dengan pasien positif justru mendesak untuk dilakukan Rapid Test.
"Karena kalau diperiksa kurang dari masa 14 hari maka pasti hasilnya negatif, sementara kalau tidak dites mereka malah bertanya kenapa tidak dites, kami tidak diperhatikan dan lainnya, itu jadi masalah kami."
Baca: Ini Jadwal Kereta Api di Daop 2 Bandung yang Dibatalkan Mulai 1 April 2020
Baca: Masuk Dalam Kategori Krisis Kemanusiaan, Kebijakan Pembebasan Bayar Listrik Dinilai Tepat
Baca: Jokowi: Darurat Sipil Disiapkan Apabila Keadaan Abnormal
"Makanya siapa yang dekat seperti keluarga dan yang kontak erat akan diusulkan PCR (Polymerase Chain Reaction) pemeriksaan spesimen dari swab tenggorokan dan mulut, Palembang bisa tapi sudah banyak yang antri," katanya.
Tedjo menuturkan, PCR dilakukan untuk mengetahui virus sementara Rapid test harus menunggu 14 hari karena anti body muncul atau tidak.
"Makanya kalau pemeriksaan belum masanya pasti negatif, negatif belum tentu tidak kena karena perlu dites lagi setelah masa 14 hari, bisa double tapi mereka tidak tenang kenapa tidak diperiksa-periksa, itu jadi masalah kita," lanjutnya.
Disinggung apakah 28 orang yang dilakukan Rapid Test telah memenuhi masa 14 hari, Tedjo mengatakan rata-rata sudah lama namun yang baru kontak saat pasien dirawat dirumah sakit maka belum akan dilakukan.
"Untuk hasil akan dikompilasi karena kalau sekali (test) itu nanti dinyatakan negatif padahal sebenernya anti body masih lemah sehingga tidak bisa sekali disampaikan ujuk-ujuk bebas, jadi rapid itu cenderung juga untuk pribadi."
"Tidak bisa juga setelah ini diumumkan, eh bebas tapi tau-tau sakit, tidak bisa juga, takut jadi bomerang," katanya seraya mengatakan positif tes Rapid sebagai acuan prioritas untuk perawatan jadi tidak diumumkan.
Tedjo menjelaskan Rapid test dilakukan dengan cara mengambil darah orang dan diperiksa di laboratorium RSUD Prabumulih, jika positif maka akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab lendir tenggorokan.
"Kalau dokter merawat almarhum ada dua, dokter spesialis dan dokter umum serta ada sejumlah perawat," katanya.
Ditanya dari 28 yang dirapid tes berapa ditindaklanjuti dan apakah satu dinyatakan positif corona oleh gugus tugas Sumsel sempat terpantau oleh pihaknya, Tedjo mengaku dari 28 orang belum diketahui dan belum ada ditindaklanjuti.
"Harapan kita pengen diperiksa semua namun alat terbatas, belum lagi dalam memeriksa harus pakai APD lengkap," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Tenaga Medis Perawat Pasien 02 di Prabumulih Terinfeksi Corona, 28 Orang Jalani Rapid Test