Kisah Horor Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Banten: Minum Obat Aborsi Nyaris Mati
Buntut dari kasus pencabulan tersebut sejumlah warga merusak salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Editor: willy Widianto
Laporan Wartawan Tribun Banten.com, Engkos Kosasih
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Santriwati berinisial SL (16), diduga menjadi korban nafsu birahi oknum pimpinan pesantren di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
Baca juga: Tanggapan Fadly Faisal soal Aisar Khaled yang Mulai Terang-terangan Dekati Fuji
SL yang merupakan santriwati di pondok pesantren milik oknum ustaz berinisial K (42) telah digauli sebanyak 3 kali hingga hamil. SL mengatakan, pada Juli 2023 dia mau diberikan pengobatan oleh K di dalam ruangannya.
Namun K melakukan perbuatan tak terpuji, hingga terjadilah perbuatan layaknya suami istri.
"Yang pertama dan kedua (Digauli) pakai kondom (Pengaman) yang ketiga enggak, hingga saya hamil," kata SL kepada wartawan di kediamannya, Selasa(3/12/2024).
SL mengaku awalnya tidak mengetahui, bahwa dia telah mengandung anaknya K.
Saat itu K tiba-tiba meminta air seni(urine) dirinya.
"Saya tanya air kencing itu untuk apa, katanya bukan untuk apa-apa. Mungkin mau di tespek (Cek kehamilan) kali," katanya.
Baca juga: Transaksi Judi Online Kerap Melalui Pulsa, Meutya Hafid Minta Operator Seluler Perketat Pengawasan
Selang beberapa hari, SL diminta untuk meminum obat yang diduga sebagai obat aborsi.
Obat tersebut disimpan di bawah lidah dan dimasukan ke vagina.
"Pelaku bilangnya itu obat untuk pelancar haid, terus saya diminta pakai softex (Pembalut) oleh pelaku, saya nurut pakai softex dan saya meminum obat itu, disuruh minum pakai Sprite," ujarnya.
Warga Kecamatan Binuang itu kemudian menanyakan dirinya kenapa? Kemudian pelaku menceritakan bahwa SL telah hamil.
Baca juga: Masih Bisa Rujuk dengan Idham Mase, Catherine Wilson: Yang Penting Dua-duanya Bahagia
"Akhirnya saya kecewa dan nangis. Kata si pelaku, tenang neng dosa mah enggak ditanggung sama si eneng," ungkapnya.
Menurut SL, setelah meminum obat itu dia tidak merasakan adanya tanda-tanda keguguran. Hingga akhirnya, K memanggil terapis atau dukun pijat untuk memijat dirinya.