Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Horor Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Banten: Minum Obat Aborsi Nyaris Mati

Buntut dari kasus pencabulan tersebut sejumlah warga merusak salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Editor: willy Widianto
zoom-in Kisah Horor Santriwati Korban Pencabulan Pimpinan Ponpes di Banten: Minum Obat Aborsi Nyaris Mati
Tribun Banten/Engkos Kosasih
Buntut dari kasus pencabulan yang dilakukan pimpinan Ponpes sejumlah warga merusak salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Minggu (1/12/2024). Warga juga merusak rumah ustaz berinisial K (42) dan membakar gazebo di lingkungan pondok pesantren. 

"Si dukun nanya, emangnya kamu nggak mau dinikahin tah, saya jawab gimana orang pondok. Si pelaku ini ngomong ke mang Eki, kalau saya enggak mau digugurin mau dinikahkan dengan santri lain untuk menghilangkan tanggung jawab," jelasnya.

SL menyebut sebelum dipijat, ia diminta untuk meminum ragi, jamu dan nanas muda.  "Habis minum itu saya panas dingin kayak mau mati, habis itu muntah-muntah, saya dimarahi sama pelaku jangan muntah. Pada akhirnya keluarlah itu si janin yang membuang janin saya enggak tahu siapa," ucapnya.

Baca juga: Upaya Venna Melinda Tiga Kali Gugat Cerai Ferry Irawan Akhirnya Membuahkan Hasil

Saat ini K telah diamankan di Mako Polres Serang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Oknum ustaz sekaligus pimpinan Ponpes di Cikande, Serang, Banten berinisial K (42). K sudah mencabuli santriwati hingga hamil.
Oknum ustaz sekaligus pimpinan Ponpes di Cikande, Serang, Banten berinisial K (42). K sudah mencabuli santriwati hingga hamil. (Doc Polisi)

Selain SL, ada santriwati berinisial SP (18) dan M (22) yang juga menjadi korban nafsu birahi K.

Kanit PPA Satreskrim Polres Serang, Ipda Sanggrayugo Widyajaya mengatakan, SP dan M dicabuli sejak tahun 2021-2022 sebanyak 4-5 kali. Sedangkan SL digauli pada tahun 2023, sebanyak 3 kali hingga dia hamil.

"Untuk korban ada 3 pengakuannya (Pelaku) ada yang dua kali, ada yang tiga kali dan ada yang sampai hamil, sempat juga dilakukan aborsi oleh inisial K," kata Sanggrayugo di Polres Serang, Banten.

Sanggrayugo mengungkapkan, pelaku melakukan pencabulan dengan modus minta dibuatkan kopi, dipijat dan pengobatan.

Berita Rekomendasi

Lanjut dia, para korban berani melaporkan hal tersebut pada Minggu kemarin.  "Orang tuanya tidak terima hingga membuat laporan ke Polres Serang," katanya.

Buntut dari kasus pencabulan tersebut sejumlah warga merusak salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada Minggu (1/12/2024). Warga juga merusak rumah ustaz berinisial K (42) dan membakar gazebo di lingkungan pondok pesantren.

Baca juga: Hadapi Tantangan Perubahan Pasar, Ini Strategi BRI Perkuat Inovasi di Transformasi Digital Perbankan

Kepala Desa Gembor Udik, Arsad mengatakan, insiden tersebut terjadi pada Minggu pukul 13.00 WIB.  Saat itu, warga berbondong-bondong mendatangi kediaman K di lingkungan pondok pesantren.

"Iya tadi siang kejadiannya. Saya juga melakukan pengamanan di lokasi," kata Arsad melalui sambungan telepon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas