Pemdes di Banyumas Minta Maaf Soal Penolakan Pemakaman Jenazah Covid-19
Tokoh warga dan pemerintah Desa Tumiyang Banyumas meminta maaf kepada masyarakat atas penolakan pemakaman pasien corona.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Sri Juliati
Lantaran tak adanya koordinasi itu sehingga ada kabar simpang siur dan meresahkan.
"Jadi kami selaku kepala desa menyayangkan lewatnya ke sini malah tidak tahu-menahu, nggak ada koordinasi dengan Desa Tumiyang," jelasnya.
Penjelasan Bupati Banyumas
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, alasan warga menolak pemakaman tersebut karena mereka takut tertular.
"Alasannya mereka takut nular gitu lho, kalau sudah dimakamkan itu nanti sekitarnya menjadi tertular," beber Husein.
Husein mengatakan, jenazah itu merupakan pasien kedua yang meninggal setelah terjangkit virus corona di Banyumas.
Saat menguburkan pasien positif yang pertama, Husein mengatakan, tidak ada penolakan dari masyarakat.
Namun, saat pemakaman pasien positif corona kedua yang meninggal dunia, terpaksan pindah tempat pemakaman sebanyak empat kali.
"Ini kejadiannya yang kedua, yang pertama sih nggak ada masalah, nah yang kedua ini sampai empat kali pindah-pindah."
"Yang pertama di tempat ia tinggal akhirnya ditolak sama warga situ, yang kedua juga ditolak."
Baca: Dikira Meninggal Karena Covid-19, Pemakaman Jenazah Warga Gowa Ini Sempat Ditolak Warga
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Pemakaman Jenazah Corona Sudah Sesuai Prosedur Jangan Ditolak, Jaga Perasaan
"Kemudian kita pindah ke tempat pemakaman yang tanahnya milik pemerintah daerah juga ditolak," jelas Husein.
Husein mengira, adanya penolakan tersebut dipengaruhi karena pemberitaan di media sosial.
"Ini kemungkinan besar karena media sosial ya, ada berita-berita, kalau Covid-19 jenazahnya seperti penyakit anthrax atau penyakit apa gitu lho," ungkapnya.
Ia tak menyalahkan masyarakat dalam kasus tersebut.
Namun, ia akan terus mengedukasi masyarakat akan mengerti dan kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Ini mungkin juga kurang sosialisasi, bukan salah masyarakat sih."
"Kita mungkin juga perlu mengedukasi lebih banyak lagi, itu tugas kita lah," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.