Abu Tebal dari Gunung Anak Krakatau Menyembur hingga Pulau Sebesi
Warga Pulau Sebesi, Rahmatullah mengatakan, abu tebal ikut menyembur sejak Gunung Anak Krakatau meletus hingga ke wilayahnya.
Editor: Dewi Agustina
Setelah mendengar suara letusan Gunung Anak Krakatau, Agung menuturkan, warga langsung mengungsi.
Mereka memilih pergi ke tempat lebih tinggi, yaitu kawasan perbukitan.
Hingga Sabtu (11/4/2020) dini hari, warga masih mengungsi di bukit-bukit.
"Terutama, warga yang di pesisir langsung mengungsi ke tempat lebih tinggi. Warga di pesisir (Kecamatan) Rajabasa banyak yang ngungsi," ungkap Agung.
Warga yang mengungsi, lanjut Agung, berasal dari Desa Kunjir, Way Muli, Rajabasa, dan desa lain yang berada di daerah pesisir Lampung Selatan.
Sementara, tayangan video Live Streaming detik-detik Gunung Anak Krakatau meletus hingga kondisi terkini pada Sabtu (11/4/2020) dapat dilihat pada tautan di atas.
Baca: Ada Campur Tangan Mytha Lestari di Single Baru Trisouls Berjudul Hargai Hatiku
Trending Twitter
Gunung Anak Krakatau meletus juga trending di twitter. GAK diketahui mengalami erupsi sejak Jumat (10/4/2020) malam.
Netizen yang merasakah dampak meletusnya Gunung Anak Krakatau memposting video kegaduhan warga akibat guncangan yang dirasakan.
Warga Kalianda, Lampung Selatan, berbondong-bondong lari ke tempat yang lebih tinggi, setelah mendengar suara letusan Gunung Anak Krakatau (GAK), Sabtu (11/4/2020) dini hari.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM di situs magma.vsi.esdm.go.id/, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi sebanyak 2 kali pada Jumat malam.
Baca: Polisi Gagalkan Pesta Seks di Sebuah Hotel di Makassar, 6 Perempuan di Bawah Umur Turut Diamankan
Letusan pertama terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut.
Sementara, letusan GAK kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.
Gunung Anak Krakatau meletus ternyata tak hanya dirasakan sebagian warga Lampung.