Aktivitas Gunung Anak Krakatau Relatif Stabil Meski Letusan Masih Terjadi
Dari data Badan Geologi, Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi Pos Pantau GAK, CCTV sempat memantau adanya letusan strombolian menerus.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di tengah Selat Sunda kembali menunjukkan adanya aktivitas letusan pada Jumat (10/4/2020) malam.
Dari data Badan Geologi, Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi Pos Pantau GAK, CCTV sempat memantau adanya letusan strombolian menerus.
Teramati adanya dua kali letusan dengan tinggi kolom abu 200-500 meter dengan warna asap kelabu dan hitam dari atas kawah.
Asap kawah teramati memiliki intensitas sedang dan tebal.
Juga teramati adanya asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian 50-100 meter.
Penanggungjawab pos pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Andi Suardi mengatakan dari data Magma VAR (Vulcanik Activity Report), ada 2 kali letusan dengan amplitudo 40 mm dan durasi 74 – 2.284 detik.
Juga teramati adanya gempa tremor harmonik sebanyak 5 kali dengan amplitudo 9-22 mm dan durasi 62 – 320 detik.
Lalu juga teramati gempa low frekuensi sebanyak 8 kali dengan amplitudo 5-10 mm dan durasi 7-18 detik.
Baca: Warga Pulau Sebesi Masih Mendengar Suara Letusan Gunung Anak Krakatau Hingga Sabtu Pagi
"Juga tercatat ada gempa tremor menerus (mikrotremor) yang terekam 0,5 – 40 mm (dominan 40mm)," kata dia kepada Tribunlampung melalui pesan WA, Sabtu (11/4/2020).
Andi menambahkan, pagi ini aktivitas gunung api yang kini memiliki ketinggian 157 mdpl ini relatif stabil.
Meski demikian, aktivitas letusan pada kawah masih terjadi.
Aktivitas letusan GAK pada Jumat (10/4/2020) malam, sempat membuat warga di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa khawatir.
Apalagi sempat tercium aroma belerang yang cukup menyengat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.