Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi 3 Satpam Pukuli Tukang Becak karena Dikira Mencuri, Berawal dari Masuk Halaman Tanpa Izin

Kronologi 3 satpam terlihat menganiaya tukang becak. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 15.30 WIB di Museum Keris Solo.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kronologi 3 Satpam Pukuli Tukang Becak karena Dikira Mencuri, Berawal dari Masuk Halaman Tanpa Izin
Instagram/@lambe_turah_season2
Viral tiga orang satpam terlihat melakukan penganiayaan kepada tukang becak. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 15.30 WIB di pelataran Museum Keris Solo. 

TRIBUNNEWS.COM - Tiga orang satpam terekam melakukan penganiayaan di halaman Museum Keris Solo, Jawa Tengah.

Dalam video yang beredar, seorang pria paruh baya menjadi korban tindak penganiayaan tersebut.

Tampak dari video itu, tiga orang satpam tengah memarahi pria paruh baya yang disebut melakukan pencurian.

Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwono membenarkan pihaknya menerima laporan dari satpam Museum Keris Solo atas dugaan tindak pencurian.

Diketahui, peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 15.30 WIB di pelataran Museum Keris Solo.

"Iya itu betul, kemarin ada laporan orang masuk ke pekarangan atau halaman Museum Keris Solo."

"Jadi satpam curiga takutnya pencurian karena situasi saat ini sedang rawan gangguan kamtibmas," ujar Kompol Ari kepada Tribunnews, Minggu (19/4/2020).

Berita Rekomendasi

Video tersebut menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @lambe_turah_season2.

Viral tiga orang satpam terlihat melakukan penganiayaan kepada tukang becak. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 15.30 WIB di pelataran Museum Keris Solo.
Viral tiga orang satpam terlihat melakukan penganiayaan kepada tukang becak. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (17/4/2020) sekitar pukul 15.30 WIB di pelataran Museum Keris Solo. (Instagram/@lambe_turah_season2)

Baca: VIRAL Video 3 Satpam Pukuli Tukang Becak di Solo karena Dikira Mencuri, Polisi: Sudah Damai

Kronologi kejadian

Dalam unggahan tersebut, rupanya sang anak menuliskan kronologi kejadiannya.

"Setelah menurunkan penumpang di selatan museum keris sriwedari, bapak saya menahan rasa ingin buang air kecil," tulis unggahan tersebut.

Pria paruh baya itu merasa tidak mungkin buang air kecil di pinggiran jalan.


Ia pun melompat di belakang museum hingga dipergoki para satpam yang seketika itu langsung teriak maling.

"Karena tidak tertahan bapak saya mencari toilet di sekitar lokasi."

"Karena tidak tertahan bapak saya terpaksa melompati pembatas pekarangan kosong di belakang museum," tulis anak korban.

Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (net)

Baca: VIRAL Dua Mahasiswa Asia Dianiaya Secara Brutal hingga Diseret ke Tanah, Diduga Rasisme Covid-19

"3 security langsung teriak maling pada bapak saya sementara bapak saya tidak merasa mencuri dengan santai nya beliau berjalan menuju becak," tambahnya.

Menurut cerita sang anak, ayahnya yang sedang berjalan santai menuju becaknya itu langsung dihajar oleh para satpam.

Setelah itu, ketiga satpam langsung menghubungi kepolisian terdekat untuk melaporkan kejadian tersebut.

"Satpam menghubungi kami kalau ada orang masuk dicurigai sebagai pencuri."

"Setelah ada anggota patroli yang datang ke TKP, lalu betul ada, yang ternyata tukang becak."

"Katanya mau kencing," jelas Kompol Ari kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.

Kedua belah pihak sudah damai

Kompol Ari pun menuturkan kedua belah pihak sudah berdamai dan saling memaafkan.

"Satpam mungkin melakukan tindakan kekerasan, tapi setelah kita pertemukan mereka berdamai tidak ada masalah sudah saling memaafkan," ujarnya.

Kompol Ari menuturkan, pihak kepolisian bersedia untuk menindaklanjuti persoalan tersebut.

"Tapi kalau ada yang melapor saya siap untuk menindaklanjuti,"

"Satpam bisa melapor karena masuk ke area tanpa izin dan tukang becak bisa melapor mengenai penganiayaan," ujar Kompol Ari.

ilustrasi pukul anak
ilustrasi pukul anak (IST)

Ia pun memberi tanggapan terkait viralnya video tersebut di sosial media.

Menurutnya, perkara tersebut dibesar-besarkan.

Pasalnya dari kedua sisi memiliki kesalahan yang bisa menjadi alasan, jika ingin membuat laporan.

"Di sosial media itu mungkin dibesar-besarkan, sebetulnya sama-sama salah."

"Di satu sisi tukang becak yang masuk ke pekarangan tanpa izin juga sebenarnya salah."

"Satpam juga karena merasa tanggung jawab jadi melaporkan, satpam juga salah karena main pukul saja," tuturnya.

Video penganiayaan viral di Instagram

Sebelumnya diberitakan, kejadian penganiayaan menjadi viral di sosial media Instagram.

Video penganiayaan yang dilakukan tiga satpam kepada seorang pengayuh becak, ramai diperbincangkan.

Satu di antara akun Instagram yang menyebarkan adalah @lambe_turah_season2.

Video tersebut diunggah pada hari ini Minggu (19/4/2020), sekitar pukul 16.30 WIB.

Dalam video yang beredar, terlihat ada tiga orang pria memarahi seorang pria paruh baya.

Satu di antara pria yang memakai kaus panjang hitam dan rompi hijau terlihat kesal hingga memaki dengan kata-kata kasar.

Ia pun membawa tongkat kayu yang digunakan sebagai senjata untuk menggertak korban.

Tampak dua pria lain yang memakai kaus bertuliskan security ikut memarahi pria paruh baya.

Bahkan pria yang mengenakan kaus berwarna biru sampai menendang korban.

Suara rintihan dari korban yang menangis pun terdengar jelas di dalam video yang beredar.

Pria paruh baya itu menangis sembari mengatakan ia tidak mencuri.

"Mboten pak.. mboten mendet (tidak Pak saya tidak mencuri)," tutur pria yang dipukuli itu.

"Rasah nangis, biasa wae, biasa wae (tidak usah menangis, biasa saja)," ujar satu di antara pria yang sedang melabrak korban.

Hingga Minggu (19/4/2020), selang satu jam setelah diunggah, video tersebut telah diputar sebanyak 25 ribu kali.

Unggahan tersebut pun telah dikomentari sebanyak 436 kali oleh warganet di Instagram.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas