Agus Bacok Satu Keluarga Karena Kaget Aksi Pencuriannya Ketahuan Korban
Pelaku yang bernama Agus membacok seluruh keluarga korban di Kampung Munjul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Polisi mengungkap kasus pembacokan satu keluarga di Purwakarta, perkiraan tindakan kriminal karena dendam ternyata tidak terbukti, motifnya adalah pencurian.
Pelaku yang bernama Agus membacok seluruh keluarga korban di Kampung Munjul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta karena ia ketahuan saat sedang berusaha mencuri.
Ia kemudian diringkus oleh polisi d sebuah minimarket di Purwakarta.
Kapolres Purwakarta, AKBP Indra Setiawan mengatakan aksi yang dilakukan oleh pria berusia 24 tahun bernama Agus ini merupakan tindak pidana pencurian dengan kekerasan.
Dengan cepat, aparat Polres Purwakarta mampu melumpuhkan pelaku sadis ini.
"Dalam 24 jam, pelaku berhasil kami tangkap. Dia melakukan pembacokan ini karena panik saat mau mencuri handphone dipergoki oleh korban Kurniawati (36)," katanya di Mapolres Purwakarta, Kamis (24/4/2020).
Menurut Kapolres, sebelum terpergok pelaku sempat mengambil uang tunai Rp 650 ribu yang telah dimasukkan ke dalam dompet dan selanjutnya hendak mencuri handphone sebelum diketahui salahsatu korban.
Baca: Tarawih di Rumah, Bagaimana Jika Imam Tak Banyak Hafal Ayat Al Quran ? Ini Kata Ustaz Abdul Somad
Baca: Bumil Wajib Tahu, Sederet Hal Penting Ini Harus Diperhatikan Agar Puasa Aman untuk Ibu Hamil
Baca: 5 Resep Bubur Kacang Hijau yang Cocok Jadi Alternatif Buka Puasa
Agus mengaku sehari-hari bekerja di Jakarta dan sudah sebulan ini menganggur lantaran terkena PHK.
"Saya bekerja di proyek di Jakarta. Mencuri sebenarnya sudah dua kali yakni pada 2019 dan sekarang juga," kata Agus.
Pelaku membawa golok dengan memasuki rumah korban dari belakang rumah dengan memanjat tembok dan masuk ke ruang tengah mengambil uang Rp 650 ribu yang berada di atas meja sebelum mengambil handphone di kamar korban.
Pelaku, lanjut Kapolres, terpergok oleh salahsatu korban yakni Kurniawati (36) di kamar korban saat pelaku ini hendak mencuri handphone. Korban tersebut kemudian berteriak minta tolong.
"Pelaku panik dan langsung menganiaya korban dengan membabi buta gunakan golok kepada 3 orang, di antaranya bapak, ibu, dan anak perempuannya sehingga alami luka berat," ujarnya.
Akibat perbuatan sadisnya ini, dikenai pasal 365 ayat 2 dengan hukuman penjara maksimal 12 tahun.
Korban Berdarah-darah
Perlu diketahui, setelah mengalami kejadian nahas tersebut, korban langsung dibawa ke rumah sakit.
Dedi Rukmayadi (35) dan anak perempuan, dibawa ke RS Siloam.
Sementara itu Kurniawati mendapatkan penanganan medis di RSUD Bayu Asih.
Kurniawati mengalami luka bacokan di beberapa bagian tubuhnya, seperti di kepala, leher, tangan kiri dan kanan, serta di lengan kanan bagian atas.
Akibat mengalami luka tersebut, korban harus menjalani operasi.
Saat tiba di rumah sakit, Kurniawati juga mengalami perdarahan yang banyak.
"Korban dioperasi selama empat jam setengah dengan libatkan dokter umum dan ortopedi," kata Direktur Utama RSUD Bayu Asih, Agung Darwis.
Kini, kondisi Kurniawati yang merupakan perawat di RSUD Bayu Asih sudah membaik.
Kendati demikian, Kurniawati masih mengalami trauma.
"Sudah membaik (Kurniawati). Tensi darah normal dan detak nadinya mulai bagus. Hanya ya ada alami trauma," ujarnya di RSUD Bayu Asih.
Sementara itu, Dedi Rukmayadi dan anak perempuannya disebut tak terlalu mengalami luka serius.
Korban tengah mendapatkan penanganan di ruang high care unit (HCU).
"Pasien sedang proses stabilisasi seperti pemberian transfusi darah. Jadi, kalau sudah stabil akan dilakukan operasi," kata Marketing RS Siloam Purwakarta, Rudy Hadinata.
Sebelumnya diberitakan, Saman (54), warga yang juga saksi kejadian pembacokan itu mengaku, awalnya mendengar suara orang minta tolong dari arah rumah korban.
Setelah mendengar suara tersebut, dia kemudian langsung bergegas menghampiri rumah korban untuk memastikan.
Sesampainya di lokasi, Saman melihat rumah korban sudah gelap.
Ternyata, bukan hanya dia saja yang menghampiri rumah korban.
Beberapa warga lainnya juga ikut melihat karena mendengar suara minta tolong.
"Posisi korban tengah merayap keluar pintu rumah sambil minta tolong dengan kondisi sekujur tubuh penuh darah. Kami pun langsung membawanya ke RSUD Bayu Asih Purwakarta," katanya.
Menurut pantauan wartawan TribunJabar.id, ceceran darah terlihat di bagian kamar korban.
Gorden di jendela juga tampak rusak seperti telah ditarik secara paksa.
Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Handreas Ardian mengatakan, pelaku diperkirakan masuk ke dalam rumah dengan cara memanjat benteng bagian belakang.
Setelah itu, pelaku mematikan saklar listri rumah korban.
"Dan masuk ke kamar korban hingga membacoknya," ujar Handreas.
Baca: Bumil Wajib Tahu, Sederet Hal Penting Ini Harus Diperhatikan Agar Puasa Aman untuk Ibu Hamil
Baca: Kumpulan Ucapan Selamat Puasa Ramadhan 2020/1441 H, Cocok untuk Update Status & Dibagikan ke Teman
Baca: Anak dan Istri Kelaparan, Seorang Pria di Bogor Nekat Curi Tabung Gas di Warung Kelontong
Terkait motif pembacokan ini, saat itu pihak kepolisian juga belum dapat menyimpulkan.
Pun begitu mengenai alat yang dipakai pelaku untuk melakukan aksi keji tersebut.
Handreas menduga, aksi ini dipicu karena unsur dendam.
Pasalnya, tak ada harta benda yang hilang.
Dia juga telah mendapatkan keterangan saksi yang sempat mendengar suara orang minta tolong dari arah rumah korban.
"Saksi pun datang melihat ke rumah korban gelap dan lalu banyak warga yang datang ke rumah korban. Saat itu kata saksi posisi korban merayap keluar pintu rumah sambil minta tolong dengan keadaan sekujur tubuh penuh darah dan kemudian dibawa ke RSUD Bayu Asih," katanya. (TribunJabar.id/M Nandri Prilatama dan Mega Nugraha)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Soal Motif Pelaku Pembacokan Satu Keluarga di Purwakarta, Ini Penjelasan Polisi