PO Harapan Jaya Sementara Hentikan Operasi, 750 Awak Dirumahkan, Perusahaan Rugi Miliaran Per Hari
Perusahaan Otobus (PO) Harapan Jaya untuk sementara menghentikan operasi 280 armada busnya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Perusahaan Otobus (PO) Harapan Jaya untuk sementara menghentikan operasi 280 armada busnya.
Para karyawannya pun kini dirumahkan karena armada tak beroperasi akibat wabah Covid-19.
Deretan bus di garasi PO Harapan Jaya di garasi Jalan Mayor Sudjadi Tulungagung, Selasa (28/4/2020).
Ada ratusan bus yang terparkir dan berhenti beroperasi.
Beberapa bus hanya dipanaskan untuk menjaga kondisi mesin.
Perusahaan Otobus asli Tulungagung ini berhenti beroperasi, seiring diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya dan sekitarnya.
"Terhitung sejak pukul 00.00 WIB, hari ini kami menghentikan operasional 100 persen," terang Manajer Operasional PO Harapan Jaya, Iwan Sugiono, Selasa (28/4/2020) siang.
Iwan mengungkapkan, ada 250 armada PO Harapan Jaya yang melayani rute ke Surabaya, dari kota keberangkatan Tulungagung, Blitar dan Trenggalek.
Baca: Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Siapkan Sanksi untuk 2.615 Karyawan Japan Post
Baca: Kisah Kiper Borneo FC Jalani Bulan Ramadhan Setelah Pinang Atlet Voli Timnas Indonesia
Baca: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih di Rumah selama Ramadhan saat Pandemi Corona
Baca: Simak Kisah Sahabat Rasulullah dalam Acara Omar di MNC TV, Tayang untuk Menemani Sahur
Dari jumlah armada itu, ada sekitar 750 awak bus yang terdampak.
Jika setiap bus menghasilkan Rp 2.000.000, maka kerugian per hari yang hilang sekitar Rp 500 juta.
"Itu belum yang trayek Jakarta. Yang ke Jakarta kami sudah berhenti sejak 24 April kemarin," sambung Iwan.
Khusus bus yang ke Jakarta, ada 30 unit yang melayani.
Setiap bus biasanya bisa menghasilkan pemasukan bagi perusahaan sebesar Rp 9.000.000 per hari.
Jika dirata-rata, kehilangan pendapatan trayek Jakarta ini Rp 270 juta per hari.