4 Gadis Bunuh Driver Taksi Online di Bandung, Ini Kata Kriminolog
Empat gadis tega membunuh seorang pengemudi taksi online dengan menggunakan kunci inggris pada 29 Maret lalu.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Empat gadis tega membunuh seorang sopir taksi online dengan menggunakan kunci inggris.
Korban yang merupakan driver taksi online tersebut diketahui bernama Samiyo Basuki Riyanto (60).
Samiyo Basuki Riyanto ditemukan tewas di tebing hutan Pinus Jalan Raya Banjaran-Pangalengan, Kabupaten Bandung pada 30 Maret lalu.
Kriminolog UI, Adrianus Meliala memaparkan, dua hal yang memicu adanya tindak kejahatan serius hingga terjadi pembunuhan.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Selasa (28/4/2020).
Baca: Jadi Korban Pencabulan, Gadis 13 Tahun di Labuan Bajo Melapor setelah Tak Kuat Menahan Sakit
Baca: Gadis Garut Tiba-tiba Pingsan Dievakuasi Petugas Pakai APD, Dikira Corona Ternyata Diputus Pacar
"Dua hal, pertama bahwa untuk berbuat kejahatan pembunuhan seperti suatu bentuk kekerasan yang serius."
"Ternyata tidak membutuhkan satu tanda perbuatan kejahatan," papar Adrianus
Adrianus mengatakan, seseorang yang melakukan kejahatan pembunuhan biasanya diawali dengan kejahatan ringan.
"Jadi asumsinya adalah kalau kita berbuat kejahatan pembunuhan itu, kita memulai dulu dengan kejahatan yang tidak serius, naik-naik terus," ujarnya.
Namun, ia menambahkan, banyak tindak kejatahan yang dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki riwayat kejahatan sebelumnya.
"Tapi banyak kasus memperlihatkan bahwa kita sebetulnya orang yang baik-baik, tidak punya riwayat kejahatan," ucapnya.
"Kemudian bisa langsung serius, berbuat kejahatan pembunuhan tersebut."
"Makanya kemudian kita bisa kaget, melihat bahwa ada gadis bahkan masih di bawah umur bisa berbuat kejahatan," jelas Adrianus.
Baca: FAKTA 4 Gadis Bunuh Sopir Taksi Online, Tak Bisa Bayar Ongkos Rp 1,7 Juta, Korban Dibuang ke Jurang
Baca: Gadis Pingsan di Pinggir Jalanan Garut Dievakuasi Petugas Pakai APD, Ternyata Syok Diputus Pacar
Selain itu, Adrianus menjelaskan, hal kedua yang menjadi pemicu kejahatan yakni faktor kelompok.
"Yang kedua, faktor kelompok, faktor bersama-sama, ditangan pribadi-pribadi yang lemah."
"Maka kemudian menjadi faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kejahatan yang seperti ini," tuturnya.
Ia menuturkan, faktor kelompok jika tidak dikelola dengan baik makan akan muncul tindakan kejahatan.
"Lebih banyak kasus memperlihatkan ketika faktor kelompok itu tidak dikelola secara baik."
"Maka lahirlah tawuran, konspirasi dan ketika seseorang bersama-sama dengan kelompok maka dia mampu berbuat sesuatu yang mungkin tidak bisa dilakukannya sendiri," papar Adrianus Meliala.
Keempat pelaku kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Bahkan salah satu pelaku masih di bawah umur.
Mereka diketahui berinisial AS alias Riska (21), KSA alias Risma (19), KEZI alias Sella (20) dan seorang gadis dibawah umur yakni IK (16).
Tak Bisa Bayar Ongkos Rp 1,7 Juta
Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan menjelaskan kronologi pembunuhan yang dilakukan empat gadis tersebut.
Hendra Kurniawan mengatakan, pembunuhan ini berawal ketika pelaku berinisial IK dan S yang berasal dari Jakarta memesan taksi online.
Kemudian IK memesan taksi online secara offline dengan tujuan Pangalengan.
Korban dan pelaku menjemput RK di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Pangalengan,
Perjalanan ke Pangalengan menggunakan jalur tol Cipularang yang keluar di Tol Gate Seroja.
Baca: Pria di Muaraenim Habisi Istri Lalu Bersandiwara Seolah Korban Tewas Bunuh Diri, Ini Kronologinya
Baca: Dua Pengamen Rampok dan Bunuh PSK di Tepi Situ Pengarengan Depok, Begini Kronologinya
Setelah sampai di Pangalengan, para pelaku menjemput RM.
Di tengah jalan, sopir taksi itu menagih ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta.
Namun, para pelaku tidak bisa membayar ongkos tersebut.
Sehingga, Hendra menuturkan, salah satu pelaku berencana untuk membunuh korban.
"Karena tidak bisa membayar salah satu tersangka sepakat untuk menghabisi korban," ujar Hendra dalam keterangannya, Selasa (28/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Korban Dibuang di Jurang
Baca: Tak Punya Uang untuk Bayar Ongkos, 2 Pasangan Lesbi Bunuh dan Buang Jasad Sopir Taksi Online
Baca: Hatinya Hancur Saksikan 2 Anaknya Kelaparan Gara-gara Corona, Ibu Muda Berakhir Bunuh Diri
Baca: Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Diskriminasi dan Bunuh Diri Dampak Pandemi Covid-19 di Jepang
Para tersangka setelah membunuh korban, membuangnya ke dalam jurang.
Hendra mengatakan, ada dua pelaku utama yang berperan dalam aksi pembunuhan tersebut.
Risma membekap dan mencekik korban.
Sedangkan IK yang memukul korban dengan kunci inggris.
Sementara Riska membantu membuang jenazah korban dan Sella mengamankan barang bukti.
Hendra menyebut, korban dipukul sebanyak delapan kali hingga akhirnya meninggal.
"Korban dipukul kepalanya kemudian sedikit goyang, dipukul lagi sebanyak 8 kali dan akhirnya meninggal," kata Hendra, dilansir oleh TribunJabar.
Baca: Kronologi Cucu Nekat Perkosa Neneknya, Hendak Perbaiki Pompa Justru Tergoda Lihat Tubuh Korban
Baca: Tak Tahan Sebulan Pisah Ranjang Dengan Istri, Rio Perkosa Nenek Sendiri
Ia menambahkan, setelah sopir taksi itu meninggal dan dibuang lalu kendaraan korban dibawa mereka.
"Mereka (pelaku) tidak memiliki keahlian mengemudi, sehingga terjadi kecelakaan di Cikalong, Cimahi."
"Setelah itu kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja," ujarnya.
Hendra mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi terkait keberadaan mobil korban setelah seminggu kemudian.
Selain itu, di lokasi terdapat CCTV, sehingga bisa mengidentifikasi siapa yang saat itu menggunakan mobil tersebut.
Para pelaku kini terjerat pasal 338 dan 340 tentang pembunuhan atau pembunuhan berencana.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Kontributor Bandung, Agie Permadi) (TribunJabar.id/Lutfi Ahmad Mauludin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.