Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rencana Robohkan Masjid di Wangon Hanya Gertakan Takmir, Kecewa Warga Disuruh Ibadah di Rumah

Rencana pembongkaran itu atas dasar rasa kekecewaan adanya anjuran beribadah di rumah.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rencana Robohkan Masjid di Wangon Hanya Gertakan Takmir, Kecewa Warga Disuruh Ibadah di Rumah
Permata Putra Sejati/Tribun Jateng
Ketua MUI Banyumas, Khariri Sofa. 

TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Gara-gara kecewa masyarakat sementara dilarrang beribadah di masjid, Ta'mir Masjid Al Mubarok hendak merobohkan masjd yang diurusnya itu.

Cerita ini pun menjadi viral karena banyak menuai pertentangan.

Viralnya surat rencana pembongkaran dan perobohan sebuah masjid di Desa Klapagading, Kecamatan Wangon, Banyumas memunculkan tanggapan dari Ketua MUI Banyumas.

Surat yang ditulis oleh Takmir Masjid Al Mubarok viral karena dalam isinya hendak membongkar atau merobohkan masjidnya sendiri.

Rencana pembongkaran itu atas dasar rasa kekecewaan adanya anjuran beribadah di rumah.

Setelah adanya klarifikasi rencana pembongkaran masjid itu akhirnya urung dilakukan.

Baca: FAKTA Viralnya Surat Rencana Bongkar Masjid di Banyumas, Diduga Kecewa Ibadah di Rumah saat Covid-19

Baca: Kepala BP2MI Siap Berperang Lawan Sindikasi Ilegal demi Pekerja Migran

Baca: Anang Hermansyah Ragukan Skill Sang Istri Mencukur Rambutnya, Ashanty: Diam, Jangan Berisik!

Baca: Anies Baswedan: 20 Juta Masker Kain Telah Dibagikan kepada Warga Jakarta

"Wong itu hanya menggertak saja kok ternyata, tidak jadi dibongkar.

Berita Rekomendasi

Dia menyampaikan membongkar masjid itu hanya untuk menggertak supaya diperhatikan," ujar Camat Wangon, Rojingun.

Mendengar adanya berita tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyumas, Khariri Sofa mengatakan supaya para takmir masjid di Banyumas bijak dalam menyikapi pandemi covid-19 sekarang ini.

"Jangan sampai informasi itu diperluas karena memancing emosi takmir masjid yang lain."

"Kemudian perlu ada klarifikasi karena itu terkait dengan bunyi surat yang seolah-olah mengancam," ujarnya kepada Tribunjateng.com, melalui sambungan telepon, Jumat (1/5/2020).

Pihaknya menganggap hal itulah yang dapat menimbulkan emosi.

"Muspika plus KUA dan sebagian tokoh perlu audien dengan para takmir masjid."

"Hasilnya bagaimana itulah yang perlu dikaji, berdialog dan saling pengertian," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas