Penerapan PSBB Tahap Kedua di Kota Bogor: Pusat Perbelanjaan dan Jalanan Agak Ramai di Awal Mei
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo menjelaskan beberapa perbedaan mengenai aturan PSBB tahap kedua. Jalanan relatif ramai di awal Mei.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo menjelaskan beberapa perbedaan mengenai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap kedua di Kota Bogor.
Menurut Eko, di tahap kedua PSBB ini, masyarakat harus lebih memahami aturan yang telah ditetapkan.
Seharusnya tidak ada lagi aturan yang tidak dipahami oleh masyarakat.
"PSBB Bogor sudah tahap kedua, sudah bukan tahap sosialisasi lagi."
"Tapi tahap dimana aturan PSBB benar-benar harus dipatuhi oleh masyarakat."
"Sudah dua minggu lebih masih saja ada yang melanggar pura-pura tidak tahu," ujar Eko kepada Tribunnews, Minggu (5/4/2020) malam.
Baca: Kata Kadishub Kota Bogor Soal Pelanggar PSBB Mengamuk: Sudah Tahap Kedua, Jangan Pura-pura Tak Tahu
Meskipun masih ada beberapa masyarakat yang tak taat aturan, lanjut Eko, ada pula masyarakat yang sudah patuh.
"Masih ada beberapa masyaakat yang cuek, tetapi yang patuh juga ada, jadi masih bermacam-macam," tuturnya kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Namun, di awal Mei ini, Eko tak menampik kondisi jalanan di beberapa wilayah Kota Bogor sedikit lebih ramai dari biasanya.
Terlebih di kawasan pusat perbelanjaan.
"Kalau di jalanan memang relatif dua hari terakhir ini agak penuh."
"Karena mungkin mereka berbelanja untuk awal bulan, karena bisa dihitung yang lebih ramai di pusat berbelanjaan."
"Mudah-mudahan besok sudah mulai kembali lengang," tandasnya.
Selain itu, Eko menilai masih banyak masyarakat yang enggan menutup gerai tokonya karena alasan ekonomi.
Namun, ia dan tim gabungan dari Polri, TNI dan lainnya masih terus berjibaku di jalan untuk mengingatkan.
"Kami menghimbaunya, yang bukan pengecualian tutup dulu, karena kita ingin virus corona ini cepat selesai," kata dia.
Baca: VIRAL Pria di Bogor Ini Mengamuk Saat PSBB, Ngotot Tak Ingin Istrinya Pindah di Kursi Belakang Mobil
Tanggapan soal pria mengamuk saat diingatkan aturan PSBB
Eko pun turut menanggapi viralnya pria yang mengamuk saat diingatkan aturan PSBB di Simpang Empang, Bogor Selatan pada Minggu (3/5/2020) pukul 07.00 WIB kemarin.
Eko menjelaskan, terkait persoalan tersebut, terdapat aturan yang jelas soal letak tempat duduk dalam kendaraan selama PSBB berlangsung.
"Aturan PSBB, saat berkendara tidak boleh duduk di samping sopir, itu aturan yang harus ditegakkan,"
"Karena harus mengurangi 50 persen dari kapasitas angkut baik mobil pribadi atau angkutan umum," ujarnya.
Aturan tersebut pun tertuang dalam Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Nomor 551.1/490 Tahun 2020.
Menurutnya, bagian depan mobil penumpang hanya boleh diduduki oleh seorang sopir.
Sedangkan penumpang harus duduk di area tengah maupun belakang.
Mobil pribadi sedan: kapasitas 4, jumlah yang boleh diangkut 3 penumpang (1 pengemudi, 2 orang di belakang).
Sedangkan mobil pribadi nonsedan: kapasitas 7, jumlah yang boleh diangkut 4 penumpang (1 pengemudi, 2 orang di tengah, 1 di belakang).
Eko juga menuturkan, masyarakat sebenarnya sudah diimbau untuk menaati aturan PSBB setiap harinya.
Namun masih saja beberapa oknum kerapkali melanggar tanpa tahu bahaya yang mengintai.
"Sudah diimbau setiap hari kepada masyarakat, jaga jarak, pakai masker, tetap di rumah."
"Karena social distancing dan physical distancing adalah obat mujarab untuk menekan laju penyebaran," ungkap Eko.
Sebagai garda terdepan dalam menegakan aturan PSBB, Eko menuturkan, harapan tim gabungan dari Polri, TNI, Dishub dan anggota itu mudah.
Mereka hanya ingin masyarakat taat aturan PSBB.
Sebab, jika tim gabungan operasi PSBB abai, maka penyebaran Covid-19 akan sulit ditekan.
(Tribunnews.com/Maliana)