Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perawat Hingga Sopir Ambulans di Ogan Ilir Mogok Kerja, Ini Penyebabnya

Mereka yang mayoritas tenaga honorer itu juga tidak mendapatkan kejelasan soal insentif dalam menangani warga positif Covid-19

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Perawat Hingga Sopir Ambulans di Ogan Ilir Mogok Kerja, Ini Penyebabnya
Tribunnews/Irwan Rismawan
ILUSTRASI - Petugas medis mengambil sample darah warga yang melakukan rapid test di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (14/5/2020). Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran berupa dana siap pakai untuk insentif bagi tenaga kesehatan sebesar Rp 5,2 triliun dalam rangka penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, OGAN ILIR - Gara-gara diminta mengevakuasi warga yang terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19 di Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, puluhan tenaga medis mogok kerja.

Melansir Kompas.com, tenaga medis yang mogok kerja tersebut mulai dari perawat hingga pengemudi ambulans di Rumah sakit Umum Daerah ( RSUD) Ogan Ilir, Jumat (15/5/2020) dua hari lalu.

Baca: Ada 682 Kasus Baru, Angka Positif Corona di Singapura Tembus 28 Ribu

Menurut sumber kepada Kompas.com, sikap puluhan tenaga medis tersebut berawal saat mereka yang jumahnya 60 orang tak mendapat surat tugas dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Ogan Ilir.

Selain itu, mereka yang mayoritas tenaga honorer itu juga tidak mendapatkan kejelasan soal insentif dalam menangani warga positif Covid-19.

Sehingga, ke-60 tenaga medis itu menolak dan melakukan mogok kerja.

Persoalan APD yang dianggap tidak standar juga menjadi alasan tenaga medis itu akhirnya memutuskan mogok kerja.

Akibatnya, 60 orang tenaga medis itu dianggap mengundurkan diri sebagai tenaga honorer di RUSD Ogan Ilir.

Berita Rekomendasi

“Tenaga paramedis tidak mau melaksanakan perintah pihak rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan soal insentif bagi mereka," kata Sumber tersebut kepada Kompas.com.

"Mereka hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 750 ribu, sementara mereka dminta juga menangani warga yang positif Covid-19,” jelas sumber tersebut.

Selain itu, penolakan tenaga medis dalam melaksanakan instruksi pihak RSUD Ogan Ilir itu, juga karena tidak ada kejelasan soal rumah singgah bagi tenaga medis untuk beristirahat atau untuk berganti pakaian sebelum pulang ke rumah.

“Mereka khawatir jika langsung pulang akan menulari keluarga mereka,” tambah sumber tersebut.

Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama yang dikonfirmasi melalui telepon Minggu (17/5/2020) membenarkan adanya sejumlah tenaga medis yang melakukan aksi mogok kerja tersebut.

Namun, ia membantah berita yang mengatakan bahwa mogoknya tenaga medis itu karena soal insentif, APD yang tidak standar, atau soal rumah singgah yang tidak tersedia.

Menurut Roretta, penolakan tenaga medis itu karena mereka ketakukan menangani pasien Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas