Korban PHK Nekat Jalan Kaki 440 Km Cibubur-Batang, Diantarkan Temannya Sampai ke Solo
Kali ini, cerita datang dari seorang warga bernama Maulana Arif Budi Satrio (38)
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA - Ada lagi cerita warga yang nekat mudik ketika pemerintah memberlakukan pelarangan mudik di masa pandemi virus corona atau Covid-19.
Kali ini, cerita datang dari seorang warga bernama Maulana Arif Budi Satrio (38).
Baca: Jika Tetap Disiplin, Skenario New Normal BUMN Berdampak Positif untuk Ekonomi
Melansir Kompas.com, dia adalah seorang warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Arif nekat mudik dari Jakarta ke Solo dengan berjalan kaki.
Hal itu terpaksa ia lakukan karena tidak ada bus yang beroperasi.
Satrio, atau sapaan akrabnya Rio itu bercerita, sebelum memutuskan untuk berjalan kaki itu ia mengaku sempat mendapat tawaran menggunakan armada Elf.
Namun, tawaran itu ia tolak karena tarifnya dianggap terlalu mahal.
"Saya mencoba naik angkutan umum, tapi sangat mahal, Rp 500.000 tarifnya," ucap Rio ketika ditemui Kompas.com di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020).
"Terus yang datang bukan bus tapi Elf, dan penumpangnya melebihi kapasitas," kata Rio.
"Akhirnya saya minta uangnya. Paginya saya berangkat lagi pinjam kendaraan pribadi. Sampai di Cikarang harus balik, harus ribut dulu sama petugas," kata Rio.
"Saya tetap mengotot untuk pulang karena di- PHK tidak ada pendapatan, terus mau ke mana?" sambung Rio.
Kondisi itu sempat diceritakan kepada temannya.
Mendengar keluhan itu, temannya yang merasa iba sempat memintanya untuk mengurungkan niatnya pulang kampung.
Tapi karena tidak ingin merepotkan, akhirnya ia memutuskan untuk nekat pulang kampung dengan berjalan kaki.