Tri Rismaharini Beberkan Hasil Rapid Test Massal di Surabaya Hari Ini: Dari 500 Sampel, 127 Reaktif
dalam satu hari potensi penyebaran begitu cepat. Surabaya, dibandingkan dengan Jabodetabek, jumlahnya tidak lebih dari 50 persen
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Tony Hermawan/Surya.co.id
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rapid test massal virus corona (Covid-19) digelar di halaman parkir Ruko Citi9, Jalan Gresik, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (30/5/2020).
Hasilnya, dari 500 sampel, sebanyak 127 sampel memiliki hasil reaktif.
Hal itu diungkapan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat meninjau acara tersebut bersama Sekretaris Utama (Sestama) BIN, Komjen Polisi Bambang Sunarwibowo, Sabtu (30/5) sore.
Baca: Tanggapan PDIP hingga DPRD saat Tahu Risma Marah, Kisruh 2 Mobil PCR di Jawa Timur
Baca: Penambahan Kasus Positif Covid-19 di Jatim Tertinggi Lampaui DKI Jakarta
"Sementara yang terdata reaktif ada 127 dari 500 orang. Artinya 26 persen dari yang kita lakukan test masih bisa berkembang, tapi kami harapkan tidak bertambah," kata Risma.
Di kesempatan itu pula, Risma mengungkap hasil reaktif dari pemeriksaan serupa, yang sebelumnya berlangsung di Siola, Surabaya, pada Jumat (29/5/2020).
"Kemarin mencapai 230 sejumlah atau 38 persen. Satu titik saja dalam satu hari potensi penyebaran begitu cepat. Kami bandingkan dengan Jabodetabek, jumlahnya tidak lebih dari 50 persen. Kami harapkan dengan upaya ini apa bisa cepat memutus mata rantai Covid-19," ucapnya.
Selain itu, wali kota juga membeber hasil pemeriksaan lanjutan yang diberikan kepada mereka yang memiliki hasil reaktif rapid test. Kata Risma, ada 8 orang yang memiliki hasil positif dari pemeriksaan tes Swab PCR.
"Itu yang positif sudah kami tempatkan di Asrama Haji. Sedangkan yang reaktif rapid test kami tempatkan di hotel," ucapnya.
Delapan orang tersebut positif Virus Corona tapi tidak memiliki gejala. Istilah itu biasa disebut OTG.
"Jadi kalau dia OTG, dia hanya pembawa Covid-19, maka kami tempatkan di Asrama Haji, secara fisik sehat. Tetapi sudah positif," ujarnya.
Sementara jika dalam masa isolasi, pasien tersebut tiba-tiba mengalami gejala Covid-19, maka orang tersebut akan dipindahkan ke rumah sakit rujukan.
"Kalau nanti sakit, kami pindah di RS Husada Utama atau RS Siloam. Tapi mudah-mudahan cukup di Asrama Haji saja," terangnya.
Soal Penambahan Kasus Covid-19, Jatim Lampaui DKI Jakarta
Data yang dihimpun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per hari ini Sabtu (30/5/2020), Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan penambahan kasus konfirmasi positif virus corona tertinggi di banding dengan 33 provinsi lain di Indonesia.
Adapun penambahan kasus positif virus corona di Jawa Timur yakni 199, sehingga total akumulasi menjadi 4.613.
Baca: Riset LSI Denny JA: 158 Wilayah Siap Jalani New Normal Per 5 Juni, Berikut Daftarnya
Penambahan tersebut cenderung naik dari data yang dilaporkan pada hari sebelumnya yakni 101.
"Jawa Timur, kalau kita bandingkan dengan data kemarin ada cenderung naik,” kata Yuri di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, penambahan kasus positif virus corona di Jawa Timur tersebut bahkan melampaui dari angka yang dilaporkan oleh DKI Jakarta, yakni 101 orang.
Penambahan kasus positif virus corona yang terjadi di DKI Jakarta dalam hal ini bukan seluruhnya didapatkan dari wilayah administrasinya.
Melainkan dari para Warga Negara Indonesia (WNI) repatriasi atau kepulangan dari luar negeri yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
“DKI Jakarta kalau dibandingkan dari data kemarin cenderung turun. Namun khusus DKI ini tidak seluruhnya berasal dari wilayah administrasi DKI Jakarta," ucap Yuri.
"Karena kita tahu bersama sebagian besar saudara kita yang bekerja di luar negeri dan kembali ke tanah air masuknya adalah melalui bandara Soekarno Hatta,” jelas Yuri.
“Sudah menjadi ketentuan pemerintah bahwa mereka harus kita lakukan pemeriksaan dan beberapa di antaranya mereka positif konfirmasi Covid-19. Hanya memang datanya akan masuk di dalam kelompok Provinsi DKI Jakarta. Namun bukan menggambarkan bahwa ini adalah kondisi adminstrasi DKI Jakarta,” imbuh Yuri.
Selain Jawa Timur yang disusul DKI Jakarta, penambahan kasus positif virus corona terbanyak juga dilaporkan oleh tiga wilayah lain meliputi Provinsi Sulawesi Selatan, kemudian Kalimantan Tengah dan Jawa Barat.
"Jawa Barat meskipun angkanya masih tinggi, tetapi dibandingkan dengan hari kemarin sudah cenderung turun,” jelas Yuri.
Selanjutnya Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga mencatat jumlah akumulasi penambahan pasien sembuh Covid-19 per hari ini ada sebanyak 523 orang sehingga totalnya menjadi 7.015.
Sebagai informasi, penambahan angka pasien sembuh tersebut sekaligus menjadi rekor tertinggi selama kasus Covid-19 dilaporkan.
Kemudian kasus terkonfirmasi positif juga bertambah menjadi 25.773 setelah ada penambahan 557 orang dan kasus meninggal menjadi 1.573 dengan penambahan 53 orang.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 311.906 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 91 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 54 laboratorium dan Laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 174 lab.
Secara keseluruhan, 216.769 orang telah diperiksa dan hasilnya 25.773 positif (kulumatif) dan 190.996 negatif (kumulatif).
Baca: Fakta-Fakta Istri Ajak Dua Selingkuhan Bercinta di Rumah: Dilakukan Tiap Suami Pergi
Sedangkan untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 47.714 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 12.832 orang.
Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 414 kabupaten/kota di Tanah Air.
Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Wali Kota Beber Hasil Rapid Test Massal, Hasilnya dari 500 Orang yang Reaktif 127