Di Pulau Ende Soekarno Tempati Rumah Haji Abdullah
"Waktu kembali ke Ende, Bung Karno minta ke Kakek Abdullah, rumah pengasingan dijadikan tempat bersejarah
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan Pos Kupang, laus markus goti
"Waktu kembali ke Ende, Bung Karno minta ke Kakek Abdullah, rumah pengasingan dijadikan tempat bersejarah
TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Ir. Soekarno atau Bung Karno menjalani masa pengasingannya di Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1934-1938.Pengasingan Soekarno ke Ende, pasca Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, De Jonge, mengeluarkan surat keputusan pengasingan Ir Soekarno ke Ende, 28 Desember 1933.
Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, bertolak dari Surabaya menuju Pelabuhan Ende dengan kapal barang KM van Riebeeck.
Baca: Romo Benny Sebut Gotong Royong Ala Soekarno buat Indonesia Mampu Atasi Covid-19
Selama kurang lebih delapan hari perjalanan, 14 Januari 1934 Soekarno tiba di Pelabuhan Ende. Di Ende Soekarno bersama keluarga tinggal di Rumah Haji Abdullah. Kemarin, bertepatan dengan peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni 2020 Pos Kupang berkesempatan mendatangi Rumah Pengasingan Bung Karno dan sejumlah tempat yang terkait dengan Presiden pertama Republik Indonesia tersebut.
Menurut warga setempat rumah pengasingan Bung karno ditutup sejak mewabahnya Covid-19 di Tanah Air. Safrudin, penjaga Rumah Pengasingan kemudian dihubungi, dengan ramah kemudian ia mempersilakan masuk.
Halaman rumah pengasingan Bung karno tampak teduh dan asri ada sebuah pohon besar di samping kiri rumah dan di depan berdiri kokoh patung bung Karno.
Baca: Almarhum Wakapolres Purbalingga Sempat Video Call Kakak Sejam Sebelum Kecelakaan
Di Belakang rumah ada sebuah sumur tua.Pria yang sudah 19 tahun menjaga rumah tersebut, lantas memperkenalkan, berbagai fasilitas dan benda peninggalan Bung Karno dan Keluarga di dalam rumah tersebut.
Mulai dari ruang depan terbagi menjadi dua ruangan. Sebelah kiri ada beberapa kotak kaca berisi peralatan rumah tangga seperti gelas, dulang, setrika besi, sarung Kalimantan Timur. Selain itu ada alat musik biola, kaki meja dan salinan Tonil yang pernah dibawakan Soekarno di Gedung Imakulata Ende.
Baca: Menristek: Virus Corona di Indonesia Tidak Masuk Kategori Utama Covid-19
Suasana ruangan tampak teduh dan antik. Di dinding tampak berbagai foto Bung Karno, di plafon bergantungan lampu-lampu menyerupai bunga.Selanjutnya di dinding menuju ruang depan sebelah kanan, ada lukisan besar bernuansa Bali, yang menurut Udin dilukis sendiri oleh Bung Karno.
Sementara di dalam ruangan, ada meja marmer dan dua kursi anyaman rotan. Menurut Udin ruang itu dipakai untuk menerima tamu.Lalu ruang tengah tampak lengang, hanya di dinding terpampang beberapa foto aktivitas Bung Karno selama di Ende.
Sebelah kiri ruang tengah ada kamar dengan dua tempat tidur, sementara sebelah kanan merupakan kamar Bung Karno ada satu tempat tidur dan satu lemari. Lalu di belakang ada ruang semedi Bung Karno dan dapur. Menurut Udin, setiap tanggal 1 Juni banyak pengunjung datang namun tahun ini tidak ada pengunjung.
"Banyak kalau tahun-tahun sebelumnya, banyak yang dari luar Ende, tapi tahun ini tidak ada karena ditutup," ujarnya.
Udin mengakui, cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat, benar. "Misalnya ada suara anah, suara prajurit, bunyi orang berjalan ramai-ramai, tapi saya sudah terbiasa dengan itu dan saya nyaman saja," ungkapnya.
Kunjungan kemudian bergeser ke rumah cucu Haji Abdullah, Yanto Ambuwaru. Rumah Yanto Ambuwaru persis di samping kanan atau bertentangga dengan rumah pengasingan Bung Karno.Menurut Ambuwaru, Kakek Haji Abdullah merupakan seorang pedagang dan tokoh di Kelurahan Kotaraja.