Masjid Ar-Rabithah, Katedral dan Taman Bung Karno
Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi
Editor: Rachmat Hidayat

Oleh wartawan Pos Kupang, laus markus goti
TRIBUNNEWS.COM,ENDE-Bung Karno bersama dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya, Ibu Amsi, bertolak dari Surabaya menuju Pelabuhan Ende dengan kapal barang KM van Riebeeck. Bung Karno dan keluarga kemudian menjalani masa pengasingan.
Baca: Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah: Bung Karno dan Pancasila
Cucu Haji Abdullah, Yanto Ambuwaru memaklumi, mengungkap banyak yang menganggap rumah pengasingan Bung Karno dengan hal-hal mistis. Ambuwaru menceritakan, banyak sekali cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat tentang rumah pengasingan Bung karno.
"Kalau kami sendiri yang sehari-hari di sini, kami merasakan apa-apa, apalagi itu rumah kakek, kami aman-aman saja," kata dia.
Baca: Di Pulau Ende Soekarno Tempati Rumah Haji Abdullah
Menurut Ambuwaru, saat di Ende Soekarno mencari dan ingin tinggal di rumah yang menghadap ke Timur atau ke arah matahari terbit."Dan rumah kakek saya itu menghadap ke timur dan kala itu mungkin satu-satunya rumah yang cukup bagus, yah rumah kakek saya," ungkapnya.
Ia mengungkap kembali, cerita berbau mistis yang berkembang di masyarakat hingga saat ini. Antara lain, ada suara-suara aneh dan bayangan hitam di rumah pengasingan.Dia katakan, mungkin setiap orang punya pengalaman berbeda-beda ketika ada di rumah pengasingan tersebut.
Baca: Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Beserta Kutipan Tokoh Soekarno hingga Joko Widodo
Tapi bagi Embaru dan keluarga rumah pengasingan itu sangat teduh dan nyaman.
Awambaru menuturkan, selama berada di Ende ada beberapa tempat penting yang perlu diketahui selama Bung Karno hidup di Ende, antara lain, Pelabuhan Ende, Pos Militer, Taman Bung Karno, Katedral dan Makam Amsi, Gedung Imakulata, Masjid Ar-Rabithah dan Eks Toko De Leew.
Keterangan Ambuwaru terkait tempat-tempat tersebut didukung dengan informasi yang diperoleh dari Booklet Revitalisasi Kawasan Bersejarah Bung Karno di Ende.
Pelabuhan Ende
Pelabuhan Ende merupakan lokasi berlabuhnya Kapal pengangkut Soekarno dan keluarga. Saat pelabuhan Ende menjadi pelabuhan yang cukup terkenal karena menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal dari berbagai daerah.
Pantauan Pos Kupang, kondisi pelabuhan Ende saat ini cukup baik, memiliki view yang menarik ke arah laut dan pulau. Warga sekitar sering memancing ikan di Pelabuhan tersebut. Sayangnya, tidak ada penanda bahwa Bung Karno pernah berlabuh di pelabuhan tersebut.
Pos Militer
Ketika menginjakan kaki di Ende, Bung Karno dan keluarga dibawa oleh prajurit Belanda ke Pos Militer (saat ini Markas POM). "Menurut cerita ayah, Bung Karno dikawal ketat oleh prajurit Belanda," ungkapnya.
Baca: Ganjar Pranowo: Hari Ini Terasa Betul Semangat Pancasila
Menurutnya, Bung Karno juga diawasi ketat oleh prajurit Belanda selama berada di Ende. Bung Karno juga diwajibkan melapor diri secara rutin di Pos Militer tersebut.
Taman Bung Karno
Embawaru menuturkan, Taman Bung Karno merupakan tempat Bung Karno beristirahat. Taman ini dekat Pantai Pelabuhan Ende. Di Taman ini ada pohon sukun bercabang lima, tempat favorit Bung Karno di bawah pohon sukun inilah Bung Karno mendapat mengenai butir-butir mutiara kebangsaan yang menjadi pokok-pokok pikiran Pancasila.
Di Taman ini telah dibangun patung Bung Karno berukuran besar, tampak Bung Karno tengah duduk memangku kaki melihat ke arah pantai. Sekeliling Taman ini dipagari seng, karena masih ada beberapa item taman yang belum selesai dikerjakan.

Masjid Ar-Rabithah
Masjid ini merupakan masjid yang paling sering dikunjungi Bung Karno untuk shalat jumat. Saat ini masjid tersebut digunakan untuk umat muslim untuk beribadah, kondisinya masih bagus. Sayangnya tidak ada penanda bahwa Bung Karno sering shalat jumat di masjid tersebut.