Muhlis yang selama ini menulis di media online beritamerdekaonline sebelum dipukul sempat dihubungi pelaku via pesan singkat whatsapp.

Muhlis menjelaskan, awalnya pelaku mengirim pesan singkat menanyakan soal pemberitaan.

Dalam percakapan di whatsapp, BH meminta Muhlis menulis secara berimbang dan mengkomplain pemberitaan yang mengaitkan partainya di media tempat sang wartawan bertugas.

Tak lama kemudian BH datang dan terjadilah insiden tersebut.

"Dia ayunkan tangan kiri lalu saya tangkis, tapi sempat juga kena telinga saya," kata Muhlis seraya menyatakan berita yang dia muat bukan opini tapi atas pernyataan sekretaris partai terkait.

Sementara BH yang dikonfirmasi Serambinews.com membantah tegas melakukan pemukulan.

BH mengaku hanya mengarahkan telunjuknya kepada Muhlis tanpa melakukan kekerasan.

Baca: Covid-19 Saat Bagi Kepala Daerah Mengabdi Pada Rakyat, Ganjar: Yang Mengeluh Mundur Atau Ganti Saja

Dikatakan, andai saja ingin melakukan pemukulan maka BH bisa melakukan bahkan dengan menggunakan alat.

"Tidak benar saya pukul. Yang ada saya datang dan menanyakan soal berita seraya mengayunkan telunjuk ke arah dia. Kalau mau pukul kenapa tidak saya hajar tapi saya masih control," jawab BH.

Insiden antara BH dengan Muhlis terjadi berkaitan salah satu berita di media online.

Dalam berita berisi soal kritikan terhadap aksi para tokoh di Subulussalam mengutip sumber dari sekretaris partai politik BH.

Pemberitaan ini pun dinilai sepihak dan tidak berimbang sehingga memicu kemarahan.

BH mengaku awalnya meminta agar berita tersebut disajikan secara berimbang dengan mengutip peryataan dari ketua partai bukan sekretaris.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Mengaku Dipukul Karena Berita, Seorang Wartawan Media Online di Subulussalam Melapor ke Polisi