20 Tahun Sudah Nurminah Terpaksa Mengurung Adiknya Pengidap ODGJ Layaknya di Dalam Penjara
Di dalam kurungan kayu galam yang menempal di dinding bagian dapur berukuran sekitar 2x1 meter itulah Rafudin melewati hari demi hari.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Nurminah, seorang janda tua warga RT 6 Desa Pandahan, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), menanggung beban hidup yang cukup berat.
Di tengah usianya yang beranjak senja, tenaga yang kian melemah dan kondisi ekonomi yang seret, ia juga masih harus mengurusi sang adik, Rafudin yang mengalami gangguan kejiwaan.
Tak mudah baginya merawat adik laki-lakinya yang kini berusia lebih 40 tahun tersebut.
Apalagi untuk sekadar memenuhi kebutuhan harian pun kian berat terasa.
Maklum Nurminah hanya seorang petani kecil yang luasan garapan sawahnya tak seberapa.
Guna mencukupi kebutuhan, ia nyambi menjadi pengrajin tas (bakul) purun yang hasilnya pun hanya seharga sepiring nasi ayam penyet.
Baca: Pemilik Usaha di Minneapolis Bentuk Kelompok Bersenjata Hindari Penjarah saat Demo George Floyd
Baca: Taiwan Wajibkan Semua Wisatawan Asing Ikuti Tes PCR Tanpa Terkecuali
Tak memungkinkan baginya untuk mengobati sang adik karena tak ada biaya.
Dengan berat hati, ia mengurung sang adik di ruangan belakang rumahnya di sekitar dapur.
Di sudut kiri berukuran sekitar 2x1 meter, ia bikin kurungan permanen berbahan kayu galam.
Bentuknya persis menyerupai penjara.
Di tempat sempit itu lah sang adik menghabiskan hari demi hari.
"Beginilah keadaan kehidupan saya, beginilah keadaan adik saya," tutur lirih Nurminah, Kamis (11/6/2020).
20 Tahun
Puluhan tahun sudah Rafudin mengalami gangguan kejiwaan. Selama itu pula warga RT 6 Desa Pandahan, Kecamatan Batibati, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), ini menghabiskan hari-harinya di balik kurungan bak penjara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.