Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata Hal Ini Penyebab Keanehan pada Babi Hutan yang Berkaki Seperti Ayam di Banyumas

Babi itu memiliki jari-jari seperti ayam, berukuran besar, dan panjang. Pada setiap kakinya, terdapat empat jari dengan ukuran panjang yang bervariasi

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Ternyata Hal Ini Penyebab Keanehan pada Babi Hutan yang Berkaki Seperti Ayam di Banyumas
Kompas.com
Babi hutan atau celeng berkaki aneh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020). 

 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap menjelaskan hal yang menjadi penyebab babi hutan berkaki aneh yang dipelihara warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Menurut Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap Dedi Rusyanto, keanehan pada babi itu disebabkan akibat kelainan genetik.

Dedi mengatakan, kelainan genetik pada satwa terjadi akibat adanya perkawinan sedarah.

"Biasanya keturunan yang tidak normal itu karena faktor gen, perkawinan keluarga dekat, terjadilah penurunan kualitas, bisa menjadi mudah sakit, bisa terjadi cacat," kata Dedi saat dihubungi, Senin (15/6/2020).

Baca: VIRAL Kisah Ikan Arwana Rp 2 Juta Digoreng sang Ayah, Bayu: Lebih Baik Ikannya Mati daripada Dijual

Baca: Ayah Terus-terusan Cabuli Anak Tiri Sampai Tak Ingat Berapa Kali: Terakhir Saat Istri Masak di Dapur

Pemilik babi hutan dengan kelainan fisik, Bawor saat memegang babi miliknya, Senin (15/6/2020).
Pemilik babi hutan dengan kelainan fisik, Bawor saat memegang babi miliknya, Senin (15/6/2020). (Tribun Jateng)

Faktor lain, kata Dedi, dapat juga karena gangguan kehamilan pada induk babi hutan, seperti terjatuh akibat dikejar predator di habitatnya.

Kemungkinan lain yaitu akibat perubahan topografi atau perubahan iklim yang sangat ekstrem di habitatnya.

Berita Rekomendasi

"Tapi biasanya lebih condong atau mendekati karena faktor genetika, karena dekatnya perkawinan keluarga indukan. Itu kan bisa terjadi juga pada manusia dan tumbuhan," jelas Dedi.

Terkait makanan dan minuman yang diberikan kepada babi hutan tersebut, menurut Dedi, tidak lazim.

"Bisa jadi faktor stres, karena tidak ada pakan dalam jeda waktu tertentu. Tapi bila di kondisi normal saya yakin kembali ke pakan kebiasaannya. Tidak lazim babi hutan makan seperti itu, hanya kadang mau di situasi tertentu," ujar Dedi.

Baca: Babi Berkaki Aneh Ditemukan Warga di Banyumas, Makannya Nasi, Minumnya Kopi atau Teh

Babi hutan atau celeng berkaki aneh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020).
Babi hutan atau celeng berkaki aneh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (15/6/2020). (Kompas.com)

Dedi mencontohkan, sapi pada dasarnya tidak pernah memakan dedaunan kering. Namun, karena kondisi tertentu sapi terbiasa makan dedaunan kering.

"Sapi tersebut terkondisi karena situasi, misal beberapa hari enggak dikasih makan, kemudian dikasih daun kering, mau. Itu pengalaman kami beberapa kali melihat dan pengamatan di lapangan," kata Dedi.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dihebohkan dengan temuan babi hutan berkaki aneh.

Babi hutan yang dipelihara Tukiran alias Bawor itu memiliki jari-jari seperti ayam, berukuran besar, dan panjang.

Pada setiap kakinya, terdapat empat jari dengan ukuran panjang yang bervariasi.

Lebih aneh, Bawor menyebut babi tersebut enggan makan makanan mentah.

Setiap pagi, babi hutan tersebut diberi makan nasi dan minum teh atau kopi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan BKSDA soal Penyebab Babi Hutan Berkaki Aneh di Banyumas"

Kontributor Kompas.com Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas