Semasa Hidup Terapis yang Mayatnya Ditemukan Dalam Kardus di Surabaya Pendiam dan Mandiri
Korban sudah cukup lama tidak tinggal serumah dengan ibunya, di sebuah rumah di kawasan Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keluarga Oktavia Widiyawati (32) sebelumnya disebut inisial M, terapis yang dibunuh di rumah di Jalan Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya, merasa terpukul dengan insiden tersebut.
Adik korban, Mendi (27) warga Menganti, berkali-kali menyeka air mata yang terus menuruni pipinya menggunakan tisu.
Saking terpukulnya, Mendi tak kuasa menahan tangis, suaranya lirih nyaris tidak terdengar.
Saat ditanyai mengenai kenangan terakhir bersama sang kakak, sontak tangisannya pecah.
Dan terpaksa sesi tanya jawab dengan awak media sore itu, hening sejenak.
Mendi mengatakan, kakak pertamanya itu sudah cukup lama tidak tinggal serumah dengan ibunya, di sebuah rumah di kawasan Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya.
Baca: Rupanya Pemilik Rumah Tahu Sejak Awal Siapa Pembunuh Wanita Terapis Plus-plus yang Tewas Mengenaskan
"Enggak tahu kosnya di mana. Masih di kawasan Surabaya," ujarnya saat ditemui awak media di kediaman ibunda korban di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya, Rabu (17/6/2020) sore.
Sosok korban dimata Mendi terbilang sebagai wanita yang pendiam dan tak semua obrolan gampang diungkap kakaknya.
Namun sebagai figur kakak, Korban, lanjut Mendi, adalah sosok yang peduli dan pengertian pada keluarga dan adik-adiknya.
"Tapi kalau mau interaksi ya main ke rumah sini aja, terus lewat telpon aja.. Orangnya emang tertutup, enggak suka cerita-cerita, orangnya suka mandiri," ujarnya.
Disinggung mengenai profesi atau pekerjaan kakaknya, Mendi beberapa kali menggelengkan kepala.
Pertanda bahwa dirinya tidak pernah tahu pekerjaan kakaknya selama ini.
Baca: Lewat Sosok Ini, Buronan FBI Russ Medlin Bisa Menyetubuhi Beberapa Remaja di Jakarta
"Enggak tahu aku," jelasnya.
Seingat Mendi, terakhir kali kakaknya itu berjumpa keluarga, pada Jumat (12/6/2020) pekan lalu.
Kakaknya itu datang ke rumah melepas kangen dengan sang ibundanya, Suhartiningsih (53), yang tergolek lemas karena sakit demam dan memberikan sedikit uang kepada ibundanya.
"Kalau saya terakhir ketemu kakak, Kamis (11/6/2020), saat dia pesan makanan, gak ada yang aneh. Kalau ketemu saya hari kamis, Cash on Delivery (COD) makanan beku di HR Muhammad," pungkasnya.
Kronologi
Seorang terapis ditemukan meninggal dunia di sebuah rumah di Jalan Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya, Rabu (17/6/2020).
Terapis itu adalah cewek berinisial M yang berusia 26 tahun.
M ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di dalam wadah kotak kardus yang lazim dibuat pelindung kemasan kulkas.
Kotak kardus berisikan mayat itu berada di dalam sebuah kamar yang bersebelahan langsung dengan teras depan rumah.
Belakangan diketahui, rumah berukuran 10 m x 8 m itu ditempati oleh janda berinisial WD.
WD memiliki dua orang anak.
Baca: Pembunuhan Terapis di Surabaya, Pelaku Sayat Leher Korban Pakai Cutter Empat Kali
Anak pertama berinisial Y (20) dan AZ (9).
Diketahui korban telah mengontrak rumah tersebut sejak enam tahun lalu.
Menurut saksi mata atau tetangga Reni Agustiawan, wanita bernasib nahas itu merupakan seorang tukang pijat atau terapis.
Bapak empat anak itu menduga, terapis wanita itu sering menerima menerima jasa pijat panggilan.
"Tukang pijat surabaya, rumahnya katanya daerah (Surabaya Barat) kawasan SCTV sana," ujarnya pada awak media di lokasi.
Reni menambahkan, terapis itu diduga dipanggil oleh anak dari si pemilik rumah itu berinisial Y (20).
Pasalnya, para warga kerap mendapati Y sering mengajak teman-teman cowok dan ceweknya di dalam rumah.
Hal itu juga dibenarkan oleh Nafsiah, tetangga yang tinggal di sekitar rumah.
Bahwa Y kerap memanfaatkan kondisi rumah yang lengang karena ditinggal ibunya bekerja di sebuah toko obat di Surabaya.
Baca: Ayah Tiba-tiba Menindih Anak Tiri yang Sedang Tidur, Korban Tak Berdaya Akhirnya Lapor ke Kakak
"Sering kok ajak teman temannya, kadang cewek kadang cowok, sering kok," ujar Nafsiah.
Ia tak jarang melihat Y mengajak teman-teman wanita atau cowok menginap di rumahnya.
Apalagi kondisi rumah itu kerap sepi, karena W pemilik rumah kerap pergi bekerja.
"Tiap hari (WD). Kadang siang gini pulang, kadang jam 2 pulang, kadang jam 10 malam," pungkasnya.
Sekira pukul 14.30 WIB, jenazah korban dapat dievakuasi oleh petugas menggunakan ambulan ke kamar mayat RSU Dr Soetomo.
Hasil otopsi awal, sejumlah luka didapati di sekujur tubuh korban.
Di antaranya empat luka sayatan pada bagian leher, atau tepatnya bawah telinga.
Kemudian luka sayatan pada bagian jari tangan kiri.
Kemudian, pada bagian telapak hingga pergelangan kaki kanan terdapat luka bakar.
"Akibat benda tajam," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran saat dikonfirmasi awak media, Rabu (17/6/2020).
Sementara itu, tetangga atau warga setempat, Reni Agustiawan mengatakan, bahwa tidak ada keterkaitan apapun antara Angga Ayu Widianingsih, selaku si pemilik rumah, dengan korban.
Ia menduga, pelaku pembunuhan wanita itu adalah anak pertama Angga Ayu Widianingsih, berinisial Y (20).
Baca: Valentino Rossi Turun Kasta di Arena MotoGP Bikin Kecewa Casey Stoner
"Mungkin Y itu takut habis bunuh, telpon mamanya (Angga Ayu) mungkin, terus ibunya lapor polisi," ujarnya pada awak media di lokasi.
Kemudian, lanjut Reni, Y melaporkan insiden tersebut kepada ibunya yang saat itu diduga sedang berada di luar Kota Surabaya.
"Ibunya lapor ke polsek, di Ngoro. Mungkin ibunya posisi ada di sana. Kan ibunya aslinya orang jombang. Ya mungkin anaknya yang melakukan," pungkasnya.
Diduga Dibunuh Pelanggan Karena Tarif Pijat Plus-plus Tidak Sesuai
Diduga karena ketidak-sepakatan dalam layanan pijat plus-plus, cewek terapis dibunuh oleh pelanggannya di Surabaya, Rabu (17/6/2020).
Mayat terapis itu ditemukan di kamar sebuah rumah kontrakan di Jalan Lidah Kulo RT 03 RW 02 No 20, Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya, Rabu (17/6/2020).
Informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM, cewek itu berinsial M berusia 26 tahun.
Menurut saksi mata atau tetangga, Reni Agustiawan, mayat wanita itu dalam kondisi bersimbah darah, saat ditemukan pertama kali.
Posisi mayat berada di dalam sebuah kardus tempat wadah kulkas, yang terdapat di dalam sebuah kamar.
"Di dalam kamar itu. Darahnya banyak, masih pakai pakaian, belum di evakuasi," ujarnya pada awak media di lokasi.
Reni mengungkapkan, ditemukan sebuah luka bekas tusukan senjata tajam jenis pisau di bagian leher korban.
"Makanya itu, darahnya banyak keluar, di bagian leher, kena pisau," ucapnya.
Ia menambahkan para tetangga atau warga sekitar baru mengetahui temuan mayat itu, sekira pukul 09.00 WIB.
"Barusan aja kami tahu jam sembilan," pungkasnya.
Baca: Apa Itu Dexamethasone? Bagaimana Dexamethasone Digunakan untuk Mengobati Pasien Covid-19?
Pantauan SURYAMALANG.COM di lokasi, belasan warga tampak memadati rumah tersebut.
Sejumlah petugas dari Tim Inafis Polrestabes Surabaya dan Polsek Lakarsantri, tampak masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Penemuan mayat M dilaporkan pemilik kontrakan kepada polisi, Rabu (17/6/2020) pagi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran membenarkan tewasnya M karena dibunuh.
Polisi menduga motif pembunuhan perempuan yang berprofesi sebagai tukang pijat panggilan atau terapis itu karena tawaran layanan jasa plus-plus yang tidak sesuai kesepakatan.
"Korban tukang pijat panggilan. Ketika mau melayani plus-plus tidak cocok tarif sehingga terjadi cekcok berujung pembunuhan tersebut," kata Sudamiran, Rabu (17/6/2020).
Hasil olah TKP, di tubuh M terdapat beberapa luka tusuk dan sayatan benda tajam.
"Empat luka di leher bawah telinga, akibat benda tajam. Kemudian luka jari tangan kiri benda tajam dan telapak kaki kanan luka bakar," tambahnya.
Hingga saat ini, polisi masih memburu pelalu pembunuhan terapis pijat tersebut.
Saat ini, mayat M dibawa ke RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk diotopsi.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Kenangan Semasa Hidup Terapis yang Mayatnya Ditemukan Dalam Kardus di Surabaya, Dibunuh Pelanggan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.