Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan Psikolog Soal Pria yang Curi Pakaian Dalam Wanita dan Pamerkan di Facebook

Viral di jagat maya seorang pria mencuri pakaian dalam wanita dan memamerkannya di sebuah akun Facebook.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tanggapan Psikolog Soal Pria yang Curi Pakaian Dalam Wanita dan Pamerkan di Facebook
Twitter.com/@beystown
Viral di jagat maya seorang pria mencuri pakaian dalam wanita dan memamerkannya di sebuah akun Facebook. 

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana SPsi MPsi Psikolog, memberikan tanggapan soal aksi pencurian pakaian dalam wanita.

Aksi tersebut dipamerkan oleh akun Facebook bernama 'Wizh Khalifa' pada bulan Maret hingga Juni.

Aksinya itu diunggah kembali melalui tangkap layar oleh seorang warganet di Twitter hingga menjadi viral.

Pakaian dalam yang dicuri, rupanya digunakan untuk melampiaskan hasrat seksualnya.

Saat ditelusuri Tibunnews pada Kamis (18/6/2020), akun pria tersebut menghilang dan tidak ditemukan.

Cuitan tangkap layar aksi pria tersebut menjadi viral hingga mendapat 5,7 ribu retweet.

Postingan itu pun disukai sebanyak 9,8 ribu kali oleh warganet di Twitter.

BERITA TERKAIT

Aksi senonoh lelaki tersebut lantas mendapat banyak kecaman dari warganet di jagat maya.

Lantas apa penyebab lelaki tersebut mencuri pakaian dalam wanita?

Psikolog Uun menjelaskan ada kemungkinan pelaku memiliki sebuah gangguan bernama Fetisisme Disorders.

Namun, ada berbagai kemungkinan mengenai penyebab seseorang sampai terkena gangguan seksual.

Untuk mencari tahu penyebabnya, lanjut Uun, umumnya dilakukan dengan menarik kembali memori di masa lalu.

Psikolog klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana SPsi MPsi Psikolog
Psikolog klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana SPsi MPsi Psikolog (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Viral Seorang Pria Pamer Pakaian Dalam Wanita Hasil Curian di Facebook, Termasuk Kelainan Seksual?

Biasanya, satu di antara penyebab adalah trauma masa kecil.

Trauma itu bisa disebabkan kala dirinya melihat orang tuanya melakukan hubungan seksual.

"Ketika anak kecil secara tidak sengaja melihat orang tuanya berhubungan, itu cukup menakutkan bagi anak kecil."

"Sehingga itu menyebabkan ada kemungkinan trauma di masa kecil," kata Uun kepada Tribunnews melalui sambungan telepon, Kamis (18/6/2020).

Selain itu, orang-orang yang mengalami gangguan bisa juga disebabkan sulitnya mengekspresikan emosional atau perasannya.

Viral di jagat maya seorang pria mencuri pakaian dalam wanita dan memamerkannya di sebuah akun Facebook.
Viral di jagat maya seorang pria mencuri pakaian dalam wanita dan memamerkannya di sebuah akun Facebook. (Twitter.com/@beystown)

Baca: Pria Ini Nekat Curi Celana Dalam Wanita, Ingin Kaya dan Awet Muda, Terpergok Pilih Target di Jemuran

Misalnya, Uun mencontohkan, lelaki tersebut menyukai lawan jenisnya, namun ia sulit untuk mengatakan.

Padahal, secara biologis, mungkin dia memiliki keinginan atau kebutuhan tertentu.

"Semakin besar orang itu mau laki-laki atau perempuan pasti punya keinginan untuk berhubungan seksual."

"Tapi dia mungkin tidak berani mengungkapkan atau mengekspresikannya," ujar dosen di Fakultas Psikologi UMM ini.

Disamping itu, Uun menyampaikan ada penyebab lain yang memicu pelaku mencuri pakaian dalam wanita.

Viral video main hakim sendiri terhadap remaja pencuri pakaian dalam
Viral video main hakim sendiri terhadap remaja pencuri pakaian dalam (Facebook)

Baca: Kepergok Curi Bra dan Celana Dalam, Remaja di Karanganyar Dipukul hingga Ditendang di Rumah Pak RT

Dalam teori psikologi hal itu disebut bentuk displacement atau pengalihan.

"Dia punya gairah tapi dia tidak bisa menyalurkan gairahnya."

"Walaupun mungkin tidak hanya gairah seksual tapi juga gairah perasananya," papar Uun.

Lantaran tidak bisa menyalurkan perasaannya, pelaku langsung lari kearah yang salah.

Oleh karena itu, Uun menyarankan agar sedini mungkin seorang anak mulai dibekali pendidikan seks.

Uun mengatakan, orang tua seharusnya tidak lagi menganggap tabu pendidikan seks kepada anak.

Pasalnya, hal itu bisa membuat seorang anak tidak terjerumus dalam kelainan seksual yang merugikan orang lain.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas