Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Wanita Diremehkan karena Jerawat hingga Sebut Dirinya Menjijikkan, Ini Tanggapan Psikolog

Viral kisah wanita diremehkan pria karena berjerawat hingga sebut diri sendiri menjijikkan. Begini tanggapan psikolog.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Viral Wanita Diremehkan karena Jerawat hingga Sebut Dirinya Menjijikkan, Ini Tanggapan Psikolog
Pixabay
Ilustrasi korban pembullyan 

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog sekaligus Kepala UPT Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, menanggapi beredarnya video viral wanita jengkel karena jerawat.

Wanita itu membagikan cerita saat mendapat perlakuan tak menyenangkan dari teman pria.

Dalam curhatan yang dibagikan wanita tersebut, teman prianya itu tampak seolah meremehkannya karena persoalan jerawat.

Dia .

Bahkan, di akhir video, wanita itu menulis keterangan yang menyebut dirinya menjijikkan.

"Aku tahu kok seberapa menjijikkannya wajah aku ini, aku tahu," ujarnya, seperti yang dikutip Tribunnews.com dari videonya pada Senin (22/6/2020).

Baca: Viral Kisah Wanita Diremehkan Teman Prianya karena Berjerawat, Begini Tips Rawat Wajah dari Jerawat

Mengenai curhatan viral ini, Hudan melihat dari ilmu psikologi, menjelaskan hal tersebut terkait dengan citra diri, yaitu gambaran atau penilaian seseorang terhadap fisiknya sendiri.

Berita Rekomendasi

Menurut Hudan, ada beberapa orang yang mengevaluasi dirinya secara positif namun ada pula yang mengevaluasinya secara negatif.

"Biasanya, orang ada yang evaluasinya positif, ada yang negatif, nah biasanya pembentukannya ini akan berefek pada kepercayaan diri seseorang," terang Hudan saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (22/6/2020) siang.

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah. (Tribunnews/Istimewa)

Hudan menambahkan, bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri akan sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.

Ia menjelaskan anak yang sedari kecil sering diejek fisiknya, akan menganggap ciri fisik yang menjadi ejekan tersebut sebagai bentuk fisik yang buruk.

"Biasanya itu citra tubuh atau bagaimana seseorang menilai fisiknya itu dibentuk oleh lingkungan, dalam arti orang tua atau orang dewasa yang mengasuh dia, itu yang membentuk."

"Jadi misalnya anak yang dari kecil dikatain gendut, hitam, atau kerempeng, lalu disertai oleh ekspresi misal dengan mengejek, nah itu akan diinterpretasi anak bahwa gendut itu jelek, kerempeng atau berkulit gelap itu buruk, karena terintegrasi itu ekspresi dan kata-kata orang dewasa," jelas Hudan.

Hudan menerangkan, hal ini dikarenakan anak mendengar, menangkap, dan memaknai setiap kata-kata ataupun perlakuan yang dia terima.

Khususnya, dari orang yang lebih besar dari dirinya.

Inilah yang kemudian melekat dalam pikiran atau kognitif seseorang.

Baca: Fakta di Balik Pemulung Viral Beli Ponsel Pakai Uang Receh Sekarung, Gigih Menabung Selama 1 Tahun

"Waktu kecil dibilang gendut belum memaknai negatif, kalau udah remaja, itu udah berkembang, sehingga kata-kata yang tadi akan dievaluasi menjadi negatif, 'ih aku buruk sekali'," jelas Hudan.

Lebih lanjut, Hudan mengatakan, perkataan buruk itu akan lebih membekas ketika datang dari orang yang spesial atau memiliki ikatan emosional dengan diri sendiri.

"Apalagi misalnya yang mengatakan itu lawan jenis, karena dia berkembang daya tariknya ke lawan jenis kan, kemudian yang mengatakan adalah orang yang punya nilai spesial bagi dirinya."

"Jadi kalau yang ngomong orang lain, yang mungkin tidak spesial, bisa beda memaknainya," terang Hudan.

"Misal penolakan oleh orang tua terhadap anak, tentu itu lebih terasa sakit bagi anak dibanding yang menolak yang tidak memiliki hubungan emosional, nah sehingga inilah yang melekat," sambungnya.

Menurut Hudan, kultur bahwa perempuan dituntut menarik secara fisik memang tidak mudah dihilangkan.

Baca: Curhatan Wanita yang Dihina Fisiknya oleh Saudara Sendiri Viral, Ini Tips Hadapi Pelaku Body Shaming

Meskipun saat ini fisik sudah tidak lagi menjadi hal yang dinomor satukan, menurut Hudan, budaya tersebut tetap sulit untuk benar-benar hilang.

"Perempuan secara kultur dituntut menarik secara fisik. Misal perempuan nggak pintar, orang lain biasa aja, tapi ketika tidak cantik?"

"Meskipun sekarang sudah sekarang orang sudah tidak lagi (seperti itu), misal menyeleksi pasti harus cerdas baik laki-laki maupun perempuan tapi (kultur tersebut) tidak hilang dengan mudah," ujarnya.

Maka, Hudan menambahkan, ketika seseorang menilai fisik adalah hal yang penting kemudian dirinya merasa fisiknya negatif dan ditambah mendapat komentar orang lain yang dirasa spesial untuknya, pernyataan negatif tersebut akan sangat membekas

Tetapi, menurut Hudan, konsep evaluasi diri yang negatif juga tidak muncul tiba-tiba.

"Memiliki konsep tadi bukan tiba-tiba dia di usia tersebut, tapi udah dibentuk dari kecil."

"Mungkin saat kecil sering dibandingkan dengan saudaranya," jelas Hudan.

Gali Sisi Positif dalam Diri

Lebih lanjut, Hudan pun menyampaikan sarannya untuk setiap orang yang mengalami kejadian yang sama.

Menurut Hudan, dalam kondisi yang terus menilai diri negatif akibat lingkungan, ada baiknya untuk mencari pertolongan pada profesional.

Namun, bila dapat menanganinya sendiri maka Hudan menyarankan untuk menggali kelebihan yang dimiliki.

Hudan menegaskan, kelebihan diri tidak harus masalah fisik.

"Tidak harus fisik, 'oke saya fisik memang tidak seperti yang diidealkan oleh masyarakat banyak, remaja pada umumnya' tapi kan kita punya kelebihan lain yang bisa kita eksplor," kata Hudan.

"Nah yang bisa jadi daya tarik, yang bikin orang yang dulu 'ngata-ngatain' dia itu jadi 'hah ternyata sisi baiknya ini'," sambungnya.

Baca: Cerita Seniman yang Viral Berkat Tarian Bergaya Wayang Kulit, Ide Buat Video hingga Bayaran Endorse

Namun, Hudan mengatakan, hal ini memang membutuhkan pendampingan.

Hudan menjelaskan, perlua adanya seseorang yang berperan sebagai cermin untuk membantu menggali sisi positif dalam diri.

Pasalnya, menurut Hudan, ketika dalam kondisi yang bersedih maka kita akan sulit menemukan bahagia kita sendiri.

"Nah orang lain itu, atau psikolog itu akan membantu dia memilah-milah mana sih positifnya, karena terkadang tertutup kalau lagi nggak suka atau memarahi dirinya."

"Nah kita bantu menemukan nilai-nilai positif dirinya," jelas Hudan.

Hudan mengatakan, menggali sisi positif dalam diri memang menjadi hal paling penting dalam menghadapi situasi seperti ini.

Maka, diperlukan pula seseorang untuk mendampingi menemukan sisi positif tersebut.

Ilustrasi teman ngobrol yang baik
Ilustrasi teman ngobrol yang baik (rimma.co)

Hal ini lantaran kondisi terpuruk kerapkali membuat seseorang sulit untuk mengevaluasi diri secara positif.

"Kadang kalau kita terpuruk, orang itu evaluasinya negatif, paling tidak beruntung, paling menderita."

"Cara yang paling mudah, tidak perlu mengeluarkan banyak biaya kalau itu terkendala biaya, ya itu temukan positifnya," kata Hudan.

"Kalau sulit, silakan datang (ke psikolog) atau konseling online juga bisa," tambahnya.

Curhatan Viral di Media Sosial

Sebelumnya, dalam video unggahannya, wanita itu menceritakan, awalnya ia berkenalan dengan seorang pria melalui media sosial.

Perkenalannya pun berlanjut hingga mereka bertukar nomor dan melakukan panggilan video.

Semula, wanita itu mengaku tak mau untuk menunjukkan wajahnya karena ia merasa tidak percaya diri.

Baca: VIRAL Curhatan Wanita yang Dihina Fisiknya, Psikolog: Body Shaming Bisa Akibatkan Depresi

Sang pria pun menuruti dan tetap melakukan panggilan video selama beberapa hari.

Setelah beberapa hari melakukan panggilan video, wanita itu kemudian memberanikan diri untuk menunjukkan wajahnya.

Hal ini lantaran ia merasa tidak sopan apabila terus-menerus menolak untuk menunjukkan wajah.

Namun, begitu ia menunjukkan wajahnya, temannya tersebut justru memberi respons yang tidak baik.

Ia mengatakan, temannya langsung menanyakan mengapa banyak jerawat di wajahnya.

Kemudian, pria tersebut langsung buru-buru mengakhiri panggilan videonya.

Wanita itu pun tampak sakit hati dan menangis akibat perlakuan pria yang baru dikenalnya tersebut.

Video curhatannya itu kemudian menuai banyak respons warganet dan menjadi viral.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas