Fakta Dokter Rawat 190 Pasien Covid-19 Seorang Diri: Tak Bisa Jenguk Anak dan Belum Terima Insentif
Seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 di Hotel Harper, Makassar, harus merawat 190 pasien seorang diri.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Padahal, istrinya menanyakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan keperluan sang anak.
Ia pun mengaku kecewa dengan keadaan yang dialaminya saat ini.
"Semua rasa kecewa bercampur di situ. Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ungkap Sugih.
Baca: Donald Trump Menaruh Harapan Besar pada 3 Kandidat Vaksin Corona, Menyebut Amerika Akan Segera Pulih
Baca: Pasien Corona Nekat ke Warung untuk Minum Teh, Pelanggan Panik hingga Warungnya Terpaksa Ditutup
Baca: Corona Matikan Konser Musik: Mick Jagger, Paul McCartney hingga Ed Sheeran Minta Bantuan ke Negara
Tak Bisa Jenguk Anak yang Sakit
Dikutip dari TribunTimur.com, dokter Sugih hanya bisa melihat kondisi anaknya yang tengah sakit, melalui panggilan video.
"Anak saya sakit, dan saya hanya bisa menengoknya melalui panggilan video, sambil mendoakannya sembuh," ujarnya, Jumat (3/7/2020).
Sejak meninggalkan rumah pada 25 Mei 2020 lalu, dokter Sugih memang belum bertemu dengan anak dan istrinya.
"Sudah 6 minggu saya di sini ditugaskan sebagai penanggung jawab medis."
"Paling berat memang menahan rindu, apalagi ke anak yang baru tiga bulan," jelas dia.
Sempat Sampaikan Keluhan
Menurut Sugih, merawat 190 pasien Covid-19 bukan tanggung jawab yang mudah.
Sebab, banyak pasien yang secara psikis tidak terima dengan kenyataan, hingga ada yang sampai mencoba bunuh diri.
"Tiap hari itu, ada sekitar 300 chat di HP saya dari peserta yang harus saya balas satu-satu."
"Kalau ada emergency, baru saya ke kamar mereka pakai baju hazmat. Ada yang sampai bunuh diri waktu itu," ungkap Sugih.