Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Demo BLT Berujung Kaburnya Para Pria di Desa Mompang Julu, Bersembunyi ke Wilayah Perbukitan

Para laki-laki di desa tersebut diketahui bersembunyi di sekitar perbukitan tak jauh dari desa setempat.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Cerita Demo BLT Berujung Kaburnya Para Pria di Desa Mompang Julu, Bersembunyi ke Wilayah Perbukitan
(TRIBUN-MEDAN.COM/HO)
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa karena bansos. 

Sementara antrean kendaraan dari dua arah diperkirakan sekitar 7 kilometer macet total.

"Satuan lalulintas Polres Madina membuat jalur alternatif via Kecamatan Siabu-Hutabargot, Kecamatan Panyabungan Timur dan sebaliknya. Sampai saat ini situasi masih dalam keadaan aman dan terkendali," pungkasnya.

Awal Mula Demo

Diketahui, pada Senin (29/6/2020) lalu, ratusan warga Desa Mompang Julu, berunjuk rasa memprotes pembagian BLT senilai Rp 600 ribu yang bersumber dari dana desa,

Aksi demo berujung ricuh. Massa melakukan blokade jalan lintas Sumatera (Jalinsum) dan pembakaran di tengah jalan.

Massa yang diperkirakan berjumlah 300-an orang membakar dua mobil dan satu sepeda motor.

Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020).
Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020). (Tribun-Medan.com/Istimewa)

Kendaraan yang dibakar yakni mobil dinas Wakapolres Madina, Suzuki Baleno dan sepeda motor milik warga sipil.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, warga juga melempari batu dan kayu ke arah personel kepolisian yang melakukan pengamanan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, enam personel kepolisian terluka akibat kena lemparan batu.

"Para korban mendapat perawatan di RSUD Panyabungan," ungkap Kombes Tatan, Senin tengah malam.

Kombes Tatan mengatakan, aparat kepolisian telah mengambil langkah-langkah persuasif dan komunikasi dengan perwakilan warga.

"Massa juga melibatkan anak-anak untuk melakukan aksi tersebut. Hingga saat ini personel gabungan dari TNI - Polri masih bertahan di Jalinsum Medan-Padang tepatnya RM Mandira. Begitu juga dengan massa masih terkonsentrasi pada titik kumpul awal aksi pemblokiran Jalinsum Medan-Padang tepatnya di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara," ujarnya.


Tatan menuturkan, aksi unjuk rasa berlangsung sejak Senin pagi sekitar pukul 10.30 WIB hingga tengah malam.

Aksi ini diduga dipicu ketidakpuasan sejumlah masyarakat terkait penyaluran BLT senilai Rp 600 ribu, yang bersumber dari dana desa.

Dalam aksi itu, massa yang diperkirakan lebih 300-an orang memadati Jalinsum Medan - Padang. Mereka menuntut pencopotan Kades Mompang Julu.

Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa terkait bansos, Senin (29/6/2020).
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa terkait bansos, Senin (29/6/2020). (Tribun Medan/HO)

Dalam orasi tersebut, kata Tatan, massa menyebutkan bahwa Kades Mompang Julu tidak transparan dalam pengelolaan dana desa (DD) serta diduga terjadi praktik KKN.

"Jadi mereka meminta klarifikasi dan informasi dari Kepala Desa Mompang Julu Bapak Hendri Hasibuan tentang Dana Desa Anggaran TA 2018-2020," jelas Tatan.

Massa juga meminta kepada Bupati Madina untuk mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu.

"Negosiasi antara massa pemblokir jalan dilakukan untuk dapat membuka akses jalinsum dan akan memproses tuntutan massa pendemo tentang transparansi penyaluran BLT DD oleh kepala desa selambat-lambatnya 5 hari.

Namun, massa tidak menerima dan meminta agar Bupati Madina segara mengeluarkan surat pemecatan terhadap kades. Hasil mediasi tidak mendapat titik temu sedangkan massa tetap melaksanakan aksi pemblokiran jalan," jelas Tatan.

Ia mengatakan blokade jalan yang dilakukan massa semakin tidak terkendali.

Massa melakukan penyerangan terhadap personel TNI dan Polri dengan melemparkan kayu dan batu yang ada di bahu jalan.

Selain itu, massa membakar 1 sepeda motor, satu mobil Suzuki Baleno, dan mobil dinas Wakapolres Madina.

Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19.
Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19. (Tribun Medan/HO)

"Dari kejadian ini enam anggota Polres Madina mengalami luka lemparan batu dan saat ini mendapat perawatan di RSUD Panyabungan," kata Tatan.

Polda Sumut menurunkan bantuan personel untuk pengamanan aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut. Sebanyak 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) personel Brimob diterjunkan ke Madina.

Buntut aksi ini demo berujung ricuh ini, Kepala Desa Mompang Julu akhirnya mengundurkan diri sesuai tuntutan warga.

Aksi unjuk rasa warga Desa Mompang Julu meredam setelah kepala desa membuat surat pernyataan pengunduran dirinya.

Situasi pasca unjuk rasa di Desa Mompang Julu Kecamatan Penyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal, Selasa (30/6/2020).
Situasi pasca unjuk rasa di Desa Mompang Julu Kecamatan Penyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal, Selasa (30/6/2020). (HO/Tribun Medan)

Berikut isi surat yang ditandatangani bermaterai 6.000:

'Saya yang bertanda tangan di bawah ini Hendri Hasibuan, dengan ini menyatakan pengunduran diri sebagai Kepala Desa Mompang Julu. Demi keamanan dan kenyamanan Desa Mompang Julu, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya'.

Pascapengunduran diri kepala desa, situasi arus lalu lintas jalinsum kembali normal.

Meski begitu, petugas masih terlihat berjaga-jaga di lokasi kejadian.

(Tribun Medan/Muhammad Fadli Taradifa, Kompas.com, Tribunnews)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas