Respons Masyarakat Adat soal Eucalpytus Bisa Jadi Obat Covid-19: Jangan Jadi Ajang Lindungi PT TPL
bagi Roganda hal itu sama saja memberikan legalisasi untuk PT TPL meraja lela merusak lingkungan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, TOBA - Wacana yang dilontarkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terkait rencana memproduksi massal eucalyptus mulai dari anti virus coronaatau Covid-19 hingga jamu-jamuan memancing reaksi masyarakat Tanah Batak yang selama ini kian tersingkir akibat ijin konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) dari Pemerintah.
Roganda Simanjuntak Ketua Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Tano Batak ditemui Tribun Medan di Balige, Senin (6/7/2020) menanggapi keras rencana kebijakan tersebut karena khawatir berdampak buruk bagi Tanah Batak.
Baca: Kementan Diminta Koordinasi dengan Kemenkes dan BPOM soal Kalung Antivirus Corona
"Mentan jangan seolah bermain memberi perlindungan bagi PT TPL ujung-ujungnya, karena kita tau sendiri penyedia eucalyptus terbanyak di Asia adalah PT TPL yang konon merusak lingkungan dan mengkriminalisasi petani Tanah Batak dan seolah mereka kita butuhkan,"sebut Roganda Simanjuntak yang kerap membela petani kontra PT TPL.
Protes Roganda bukan tidak beralasan.
Menurutnya, bila memang Mentan justru memanfaatkan eucalyptus dari PT TPL tentu bagi Roganda hal itu sama saja memberikan legalisasi untuk PT TPL merajalela merusak lingkungan.
Alasan Roganda, hingga saat ini masih banyak persoalan yang timbul akibat ijin konsesi yang diberikan negara kepada PT TPL.
Mulai dari persoalan perampasan lahan dan krimianlisasi petani dan pengrusakan hutan adat Tanah Batak.
"Karenanya, jangan gegara kebijakan pemerintah malah masyarakat sampai 2 kali ketimpa beban. Itu yang perlu pemerintah pahami, bukan seenaknya saja membuat persoalan baru di atas persoalan lama seperti memberi payung kepada PT TPL agar bisa berlindung dari persoalan perusakan lingkungan dan kriminalisasi petani," sebut Roganda.
Menanggapi rencana Kementan menjadikan Eucalyptus ditanggapi Humas PT TPL Dedy Armaya.
Menurut Dedy pihaknya belum memperoleh informasi pasti terkait jenis Eucalyptus yang bagaimana sebagai antiseptik virus corona.
Baca: Klaim Kementan soal Kalung Antivirus Corona, Fahri Hamzah: Biarkan, Jangan Mencemooh
"Tapi saat ini perusahaan TPL telah bekerjasama dengan Pusat kajian Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) minyak atsiri Eucalyptus SP Universitas Sumatera Utara (USU) Januari 2019 lalu, melakukan penelitian minyak atsiri dari daun Eucalyptus,"jelas Dedy.
Lebih jauh terkait keresahan Masyarakat Adat seperti yang diwakilkan Roganda Simanjuntak Aman Tano Batak, Dedy Armaya masih menunggu pimpinannya menjawab Tribun Medan. (Jun-tribun-medan.com)