Cerita Setu, Maling Pakaian Wanita, Barang Buktinya Ribuan Celana Dalam, BH, Daster, Kini Buron
Bukan sekali dua kali, Setu melakukan kejahatan aneh tersebut, namun hingga berkali-kali.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, KOTAWARINGIN BARAT -- Seorang pria di Kabupaten Kutawaringin Barat menjadi buruan polisi, gara-gara mencuri pakaian wanita.
Bukan sekali dua kali, Setu melakukan kejahatan aneh tersebut, namun hingga berkali-kali.
Bahkan barang bukti pakaian wanita berjumlah ribuan potong.
Aparat Kepolisian Resor (Polres) Kotawaringin Barat sampai saat ini masih terus mencari keberadaan Setu si pencuri itu.
Warga RT 8 Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ini diduga pencuri beragam jenis pakaian perempuan, mulai dari daster, jilbab, hingga BH dan celana dalam.
Baca: Sewa Mobil Mewah dan Bergaya Perlente, Komplotan Pencuri Beraksi di Markas Baru Polisi
Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, mencapai ribuan potong.
Kepala Kepolisian Sektor Arut Selatan AKP Wilhelmus Helky menyatakan saat ini fokus pada upaya pencarian terduga pelaku.
Proses penyelidikan masih berjalan. Olah tempat kejadian perkara (TKP) pun sudah dilakukan.
Baca: Karena Jasa Sang Pacar, Pencuri Motor di Jawa Timur Berhasil Dibekuk di Jawa Tengah
"Penyelidikan kami lanjut pada Sabtu (25/7/2020) kemarin. Berbekal info dari warga kami menelusuri jejak pelaku di hutan desa.
Saat itu kami menemukan karung dan bungkusan pakaian wanita di beberapa titik," ujar Hengky yang dihubungi Senin (27/7/2020).
Hengky menyebut pakaian yang ditemukan diduga bagian dari hasil curian Setu yang kini masih berstatus terduga.
Baca: Pencuri Laptop di Depok Ditangkap Polisi, Pelaku Tak Berkutik Setelah Dijebak Korbannya
Selain dari Polsek Arut Selatan, upaya pencarian terduga melibatkan personel Buser Polres Kobar serta warga Desa Natai Raya.
"Mudah-mudahan segera ada hasilnya, sebab jejak pelaku sudah kami dapati. Apalagi masyarakat juga ikut berpartisipasi membantu mencari," kata dia.
Kasus pencurian ribuan potong pakaian perempuan di Desa Natai Baru ini mencuat setelah penyelesaian secara kekeluargaan yang diupayakan aparatur desa, Rabu (22/7/2020), gagal.