Pemuda di Palembang Bunuh Bapak 2 Anak Karena Tak Diberi Uang Rp 10.000, Ini Pengakuan Pelakunya
Boy Sandi (36) tewas di tangan seorang pemuda bernama David (20) di Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (26/7/2020).
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Boy Sandi (36) tewas di tangan seorang pemuda bernama David (20) di Lorong Jayalaksana, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (26/7/2020).
Pelaku mengaku emosi setelah dirinya tidak diberi uang oleh korban.
Awalnya pelaku meminta uang kepada korban Rp 10.000 untuk membeli rokok dan minuman keras.
Namun, korban menolak memberikan uang sehingga pelaku pun naik pitam.
"Saya kan waktu itu cuma minta uang Rp 10 ribu untuk uang tambahan beli rokok dan minuman (miras). Tapi dia (korban) jawabnya kasar dan menghina ibu saya," ujar tersangka David saat diwawancarai di Mapolsek SU I, Senin (27/7/2020).
Baca: KPK Ambil Alih Kasus Dugaan Korupsi Tanah Kuburan di Kabupaten OKU Palembang
Bahkan menurut tersangka, korban sempat memukul wajahnya hingga berdarah.
"Hidung saya berdarah gara-gara dipukul korban. 'Oh berarti kamu tidak main-main sama saya'," kata tersangka menirukan ucapannya kepada korban.
Kemudian korban memepet korban, lalu mencabut pisau rencong di pinggang dan menghujamkannya ke tubuh korban sebanyak dua kali.
"Saya tusuk punggung korban, dia lalu mengerang kesakitan, posisi badannya jongkok. Terus saya tusuk lagi perutnya tapi masih hidup, malahan sempat mau kejar saya. Saya langsung lari," kata tersangka.
Baca: Inilah Satu Keluarga yang Bunuh Tetangganya di Palembang, Sempat Kabur Kini Mereka Diringkus Polisi
Sementara warga bergegas membawa korban ke RSUD Bari, namun nyawa korban tak dapat diselamatkan.
Polisi yang mendapat laporan pembunuhan, lalu menuju lokasi kejadian dan memeriksa sejumlah saksi.
Pada Minggu pagi sekira pukul 03.00, polisi meringkus tersangka di kediamannya tak jauh dari lokasi kejadian.
"Tersangka kami tangkap tanpa perlawanan. Saat kami ciduk, dia sedang mengemasi pakaian, diduga mau kabur," kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji melalui Kapolsek SU I, Kompol Farizon didampingi Kanit Reskrim, Iptu Irwan Sidik.
Baca: Pria di Palembang Dibunuh 3 Bersaudara Pakai Senjata Tajam, Diduga Berlatar Belakang Perselingkuhan
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebilah senjata tajam rencong yang digunakan tersangka membunuh korban.
Atas perbuatannya tersangka dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman pidana penjara 15 tahun.
Tulang Punggung Keluarga
Duka mendalam dirasakan Yanti (65 tahun) yang mendapati kenyataann putranya Boy Sandi, meninggal dunia dengan cara dibunuh.
Di dekat jenazah sang putra, Yanti tak henti-hentinya memanjatkan doa.
Di tengah kesedihannya, Yanti mengungkapkan bahwa putranya tersebut merupakan tulang punggung keluarga.
"Anak saya ini kerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia selalu bantu keluarganya," kata Yanti saat ditemui di rumah duka di Lorong Karya, Jalan Faqih US, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Minggu (26/7/2020).
Malam saat peristiwa berdarah itu, Yanti mengaku tak memiliki firasat apa-apa.
Baca: Pria di Palembang Dibunuh 3 Bersaudara Pakai Senjata Tajam, Diduga Berlatar Belakang Perselingkuhan
Namun, seketika hatinya gelisah saat putranya tak kunjung pulang padahal sudah larut malam.
"Semalam sekitar pukul 01.00, saya dapat kabar anak saya terkapar di jalan. Kenapa anak saya disakiti orang? Saya kaget dan ini jadi tanda tanya buat saya," kata Yanti sambil meneteskan air mata.
Wanita 65 tahun ini mengisahkan, sejak Boy berpisah dengan istrinya beberapa tahun lalu, ia bertekad ingin menghidupi kedua anaknya.
Sehingga, Boy bekerja menjadi buruh bangunan dan pengemudi ojek.
"Anaknya dua, dia sendirian yang cari uang setelah berpisah dengan istrinya," ungkap Yanti.
Tanggung jawab mendiang Boy, akhir-akhir ini makin besar karena sang ayah bernama Azzumar yang berusia 70 tahun, menderita sakit tifus dan hanya terbaring lemah di rumah.
Sehingga Boy harus mencari biaya tambahan untuk mengobati ayahnya.
"Bapaknya sakit. Kemudian dua cucu saya ini masih sekolah SD dan SMP. Mereka masih butuh kasih sayang orang tua mereka," kata Yanti menuturkan.
Keluarga meminta pihak berwajib menghukum pelaku sesuai perbuatannya.
"Kami minta hukum setimpal," kata Yanti.
Mendiang Boy Sandi meninggalkan dua orang anak berinisial CW (14 tahun) dan PR (8 tahun).
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Bapak 2 Anak di Palembang Dibunuh karena Enggan Memberi Uang Rp10 Ribu, Ini Pengakuan Tersangka, https://sumsel.tribunnews.com/2020/07/27/bapak-2-anak-di-palembang-dibunuh-karena-enggan-memberi-uang-rp10-ribu-ini-pengakuan-tersangka?page=all.
Penulis: Agung Dwipayana
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.