Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar dari Viralnya Curhatan Desainer Ditawar 'Harga Teman', Pakar Beberkan Cara Menawar yang Baik

Belajar dari viralnya curhatan desainer ditawar 'harga teman' pakar ekonomi beberkan cara menawar yang baik.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
zoom-in Belajar dari Viralnya Curhatan Desainer Ditawar 'Harga Teman', Pakar Beberkan Cara Menawar yang Baik
Twitter.com/@kerupuknasiuduk
Curhatan seorang desainer grafis yang mendapat hinaan dari klien viral di jagat maya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Retno Tanding Suryandari, SE ME PhD turut memberikan pendapat mengenai viralnya curhat desainer yang ditawar 'harga teman'.

Menurut Retno, permintaan 'harga teman' sudah sering terjadi di lingkungan sekitar.

Fenomena permintaan 'harga teman' dalam dunia bisnis merupakan persoalan etika.

Pasalnya, tidak ada larangan dan hukum yang mengatur bila seseorang meminta diskon.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS ini menjelaskan, secara ekstrem, dampak dari meminta 'harga teman' bisa merusak pertemanan.

Pakar Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding Suryandari, SE., M.E., Ph.D.
Pakar Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding Suryandari, SE., M.E., Ph.D. (Dokumen Pribadi)

"Kita seharusnya mendukung usaha teman dengan memberi harga yang ditawarkan dan ikut mempromosikan."

"Itu yang bagus, bisa dibilang teman yang benar-benar teman," tutur Retno kepada Tribunnews, Selasa (29/7/2020).

Berita Rekomendasi

Bila merasa keberatan, kata Retno, mungkin harga yang ditawarkan, bukan segmentasi pasarnya.

Lantas bagaimana cara menawar yang baik agar tidak menyakiti hati seorang teman?

Dalam tawar menawar khususnya dengan seorang teman, Retno menyarankan agar bersikap terbuka saja.

"Kalau kaitannya dengan budget, kita buka saja, saya punyanya budget sekian."

Baca: VIRAL Klien Bersikap Buruk: Minta Desain Undangan Harga Teman, Rasis dan Doakan Dagangan Tak Laku

"Namanya orang minta diskon itu sebenarnya minta tolong, karena memang tidak sesuai dengan standar harga yang ditawarkan," ujar Retno.

Disisi lain, Retno mengingatkan, dalam tawar menawar berlaku sama seperti berbelanja.

Ketika datang ke suatu penjual dan harganya tidak sesuai, maka bisa pergi ke penjual yang lain.

Namun, bila tetap ingin membeli di penjual tersebut, maka Retno menyarankan agar menurunkan kualitas sesuai dengan budget.

"Misalnya uang kita terbatas, masa kita mengharapkan full service atau full quality," ungkapnya.

"Lebih baik kalau kita mau menawar, tanya ada diskon tidak, kalau tidak ada ya tidak apa-apa, karena memang budget kita terbatas," tambahnya.

Baca: Tanggapan Pakar Ekonomi Terkait Viralnya Curhatan Desainer Ditawar Harga Teman: Tidak Menghargai

Saran bagi pelaku usaha dalam memberi diskon

Sementara itu, Retno juga memberikan pandangan mengenai pelaku usaha yang ingin memberikan diskon harga.

Menurut Retno, meski tidak mudah menolak seorang teman yang meminta tolong, namun seorang pengusaha haruslah tegas.

"Harus bisa menarik garis kapan dia bertindak sebagai teman, kapan dia bertindak sebagai pengusaha yang sebenarnya," kata Retno.

Retno menyarankan agar para pelaku usaha, terutama bagi pemula, harus mulai belajar untuk menolak permintaan.

Ilustrasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ilustrasi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). (HandOut/Istimewa)

Sebab, belum tentu pemberian diskon tersebut masuk ke dalam koridor anggaran belanja yang sudah ditentukan sebelumnya.

"Bila bicara bisnis, maka pengusaha awalan perlu mulai belajar menetapkan atau berani bilang tidak," paparnya.

Adapun, Retno menilai pemberian diskon harus disesuaikan dengan segmentasi pasarnya.

Sebab, segmentasi pasar yang sesuai maka bisa membawa angin segar bagi perusahaan untuk mendapat dukungan.

"Ketika perusahaan memberikan diskon, itu harus dihitung sebagai biaya pemberian promosi."

"Jadi pilihlah kelompok konsumen yang memang diharapkan akan menyebarkan nama baik perusahaan," terangnya.

Viral curhatan klien minta 'harga teman'

Sebelumnya diberitakan, curhatan seorang desainer grafis yang mendapat hinaan dari klien viral di jagat maya.

Seorang klien yang merupakan temannya sendiri, tega menawar 'sangat miring' harga desain untuk undangan pernikahan.

Bahkan, ia memaksa agar diberikan diskon dengan mengatasnamakan 'harga teman'.

Setelah menolak secara halus, sang desainer justru mendapat hinaan rasis serta mendoakan hal yang buruk.

Curhatan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Twitter @kerupuknasiuduk, pada Senin (27/7/2020).

Jesslyn, namanya, membagikan beberapa tangkap layar sebuah isi percakapan pesan tersebut.

"Ngeselin ya Tuhan. Sudah nawar harga miring, rasis pula, nyumpahin kerjaan orang nggak laku, minta 'harga teman' padahal mah datang pas butuhnya doang," tulis Jesslyn dalam cuitannya itu.

Hinaan itu bermula, kala Jesslyn mematok desain undangan dan vektornya senilai Rp 150 ribu.

Namun, klien tersebut merasa keberatan dan meminta diskon mengatasnamakan 'harga teman'.

Parahnya, klien tersebut menawar desain Jesslyn dengan harga sangat miring, yakni Rp 30 ribu.

Bila Jesslyn berkenan, klien tersebut mengaku akan mempromosikan desain Jesslyn dalam akun Instagram miliknya yang memiliki tiga ribu followers.

Baca: Viral Fenomena Kue Klepon Tidak Islami, Ulama: Dalam Al-quran Hanya Ada Halal & Haram di Makanan

Baca: VIRAL Polisi Ini Bantu Belikan Bensin Pengendara Mobil, Kekeh Tak Mau Dibayar: Sudah Tugas Saya

Ia pun menolaknya secara halus, namun yang didapat justru hinaan rasis, bahkan klien tersebut memblokir kontak Jesslyn.

"C*** pelit. Ya sudah nggak jadi. Semoga nggak laku desainmu amin," tutur si klien.

Unggahan Jesslyn ini langsung dibanjiri komentar dari para warganet.

Mereka mengaku kesal atas perbuatan klien tersebut, namun pada akhirnya dukungan pun mengalir untuk Jesslyn.

Hingga Rabu (29/7/2020), unggahan Jesslyn telah di-retweet sebanyak 25 ribu kali.

Cuitannya pun disukai oleh lebih dari 74 ribu warganet di jagat Twitter.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas