Pria Ini Sebut Guru Makan Gaji Buta, Kesal Sekolah Tak Kunjung Buka, Kini Dilaporkan ke Polisi
Akun Facebook berinisal DI resmi dilaporka ke polisi oleh para guru. Akun tersebut menulis kalimat yang dinilai menghina profesi guru.
Editor: Miftah
![Pria Ini Sebut Guru Makan Gaji Buta, Kesal Sekolah Tak Kunjung Buka, Kini Dilaporkan ke Polisi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/para-guru-tonjok-pemilik-akun-facebook-yang-hina-guru-saat-datang-ke-gedung-pgri-garut-1.jpg)
Laporan Wartawan Tribun Jabar Firman Wijaksana
TRIBUNNEWS.COM - Akun Facebook berinisal DI resmi dilaporka ke polisi oleh para guru.
Akun tersebut menulis kalimat yang dinilai menghina profesi guru.
Meski pelaku sudah meminta maaf, para guru tetap melaporkan guna memberi efek jera.
Langkah hukum diambil untuk memberi efek jera.
Wahyudin, perwakilan guru menyebut, sejak sore hingga malam hari, para guru melaporkan kasus penghinaan itu ke Polres Garut.
Meski DI telah meminta maaf, para guru tetap bersikukuh untuk melaporkan ke polisi. Hal itu sebagai efek jera agar tidak ada kasus serupa di kemudian hari.
"Kami laporkan soal penghinaan dari status Facebook DI. Biar tidak ada kasus yang sama dan pelajaran bagi yang lain," katanya.
Baca: Penghina Guru Kena Bogem Dari Para Pengajar
Baca: Suami Istri Nekat Tulis Guru Makan Gaji Buta, Ternyata Kesal Gaji Guru Tetap Sama saat Covid-19
![Para Guru Tonjok Pemilik Akun Facebook yang Hina Guru Saat Datang ke Gedung PGRI Garut 1](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/para-guru-tonjok-pemilik-akun-facebook-yang-hina-guru-saat-datang-ke-gedung-pgri-garut-1.jpg)
Kemarin, DI sempat datang ke Gedung PGRI Garut untuk menyampaikan permintaan maaf. DI yang mengenakan jaket merah, datang dikawal polisi sekitar pukul 15.00 WIB.
Selama 30 menit, DI menyampaikan permohonan maaf di aula PGRI Garut lantai dua. Sejumlah guru sempat menghampiti DI saat ia berbicara.
"Saya akui kesalahan saya. Secara khusus kepada guru di Garut, umumnya Indonesia saya minta maaf atas kekhilafan saya," kata DI.
Ia menyebut, unggahan itu dibuat karena kesal sekolah tak kunjung dibuka. Padahal ia sudah meminjam uang Rp 1 juta ke bank keliling untuk membeli peralatan sekolah tiga anaknya.
"Anak paling besar SMA, yang dua masih SD. Anak yang di SD nangis ingin seragam baru buat sekolah. Setelah dibeliin, sekolahnya enggak dibuka," ucapnya.
Padahal ia sudah lima bulan tak bekerja sebagai sopir pariwisata sehingga terpaksa meminjam uang. DI tak menyangka unggahannya itu malah membawa dirinya berurusan dengan polisi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.