Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takesi, Sopir Tewas di TKP, Sulit Dievakuasi karena Terjepit

Rem bus Sugeng Rahayu W7120UZ diduga blong sejak 1,5 kilometer sebelum pertigaan Pasar Kertek Wonosobo.

Editor: Miftah
zoom-in Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takesi, Sopir Tewas di TKP, Sulit Dievakuasi karena Terjepit
The Indian Express
Ilustrasi- Rem bus Sugeng Rahayu W7120UZ diduga blong sejak 1,5 kilometer sebelum pertigaan Pasar Kertek Wonosobo. 

TRIBUNNEWS.COM - Bus Sugeng Rahayu menabrak benteng takeshi.

Sopir bus meninggal dunia di tempat.

Petugas sempat kesulitan mengevakuasi sopir karena terjepit.

Rem bus Sugeng Rahayu W7120UZ diduga blong sejak 1,5 kilometer sebelum pertigaan Pasar Kertek Wonosobo.

Bus itu pun meluncur kencang hingga menabrak benteng takeshi atau tumpukan ban penyelamat di samping pos polisi Pasar Kertek, Jumat (31/7/2020) malam.

Keterangan ini disampaikan Kapolres Wonosobo AKBP Fannky Ani Sugiharto seusai proses evakuasi korban dan bus di lokasi musibah.

"Kecelakaan tadi terjadi sekitar pukul 21.10 dengan korban meninggal satu orang yakni sopir.

Berita Rekomendasi

Kalau tidak salah, ada lima penumpang yang luka-luka," terang AKBP Fannky.

Mengenai kronologi kecelakaan, dia menduga rem bus jurusan Surabaya-Purwokerto itu tidak berfungsi atau mengalami rem blong saat melaju di turunan panjang dari arah Temanggung.

AKBP Fannky memperkirakan rem bus blong dari jarak sekitar 1,5 kilometer di turunan sebelum Pasar Kertek.

“Itu kan konturnya turunan panjang. Di jalan ini rawan dan sering terjadi kecelakaan,” imbuhnya.

Baca: Dylan Carr Mengaku Susah Mainkan Peran Ini Pasca Kecelakaan di Tol JORR Cikunir

Baca: Pria di Bali Oleng setelah Lindas Batu Beton, Terjatuh hingga Tergilas Truk, Korban Tewas di Tempat

Mujur, tidak ada kendaraan lain yang terlibat kecelakaan.

Selain sopir, bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya-Purwokerto ini membawa 10 penumpang.

Di sisi lain, Fannky menegaskan sudah sering mengimbau warga dan pengunjung pasar agar tidak berada di sekitar benteng takeshi lantaran berbahaya.

“Biasanya yang sering ada di dekat sini tukang ojek dan pedagang sayur."

"Saat kejadian tidak ada orang yang berada di dekat dinding ini,” imbuhnya.

Polisi bersama tim dari Basarnas beserta warga setempat langsung melakukan evakuasi sopir dan penumpang yang masih ada di dalam bus.

“Kami agak mengalami kesulitan untuk mengevakuasi karena (sopir) terjepit di antara besi-besi di kepala bus."

"Sopir tidak terselamatkan dan meninggal di tempat,” ungkap Fannky.

Jasadnya langsung dibawa ke rumah sakit untuk keperluan pemulasaraan.

Seorang warga yang ikut menolong proses evakuasi mengatakan bahwa sejumlah penumpang mengalami luka.

Tubuh mereka bertumpukan di bagian depan bus.

“Rumah saya berada di dekat lokasi.

Setelah mendengar benturan keras, saya langsung keluar dan melihat bus nabrak pengaman takeshi.

Saya berlari dan masuk ke bus itu melalui pintu belakang.

Semua penumpang terlihat menumpuk di depan.

Kemungkinan semua terdorong karena bus langsung menabrak dinding,” ujar Helmy Nur Matyas (54), warga Kampung Campursari yang tempat tinggalnya berjarak beberapa rumah dari benteng takeshi.

AKBP Fannky menambahkan penumpang yang mengalami luka dirawat di Rumah Sakit PKU Wonosobo.

Perlu diketahui, 'Benteng Takeshi' adalah puluhan ban bekas yang saling terikat ditumpuk berdiri menghadap Jalan Raya Temanggung-Wonosobo.

Dua buah tugu dibangun mengapit tumpukan ban dengan patung Harimau di atasnya.

Tumpukan ban tersebut dicat warna-warni sehingga terlihat memanjakan mata.

Sekilas, masyarakat bisa salah mengira benda itu sebagai wahana permainan atau hiasan kota hingga gerbang wisata.

Anggapan itu jelas salah.

Sebuah spanduk terbentang di atas benda itu bertuliskan, "Pagar Penahan Kecelakaan Polres Wonosobo".

Masyarakat setempat menjulukinya Benteng Takeshi.

Istilah ini ternyata bukan merujuk pada acara Game Show di Jepang, melainkan singkatan dari "Tabrak Kesini Insya Allah Hidup".

Di balik perwajahannya yang cantik, spot itu sebenarnya garang sebagai benteng penahan.

Di belakang tumpukan ban yang ditata dan diwarnai menghadap jalan, terdapat tumpukan ban-ban lain membentuk pagar.

Benteng itu dibuat untuk mengantisipasi kecelakaan di ujung turunan panjang Kertek.

Laju kendaraan yang tak terkendali karena rem blong atau masalah lainnya diharapkan tertahan oleh tumpukan ban ini sehingga bisa mengurangi risiko buruk kecelakaan.

Pagar penahan itu sudah lama berada.

Namun warga Kelurahan Kertek menata dan menghiasinya sehingga terlihat lebih cantik.

Jumat malam ini, benteng takeshi kembali merasakan hantaman kendaraan. (reza gustav)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Kronologi Resmi Kecelakaan Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek Wonosobo"

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas