Korban Fetish Kain Jarik Capai Puluhan, Psikolog Sebut Nama UNAIR jadi Kedok & Buat Orang Percaya
Kasus fetish kain jarik yang dilakukan oleh seorang mahasiswa di Surabaya ternyata memakan banyak korban.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
"PTN cukup ternama di Surabaya itu sudah jadi background dia untuk dipercaya orang."
"Jadi korbannya percaya mungkin mencari pengalaman membantu tugas akhir," papar Citra kepada Tribunnews, Kamis (30/7/2020) malam.
Bahkan ada beberapa korban yang kebanyakan mahasiswa baru ini, diperdaya dengan iming-iming uang.
Oleh karena itu, Citra menyarankan agar tidak mudah percaya dengan orang baru.
Baca: Sosok Pelaku Fetish Kain Jarik Terungkap - Mahasiswa Semester 10, Pernah Diarak Warga Tapi Tak Kapok
Apalagi seseorang yang baru berkenalan di media sosial.
"Mestinya kalau kita di DM atau di whatsapp dan ada permintaan yang belum jelas, kita jangan mudah percaya. Cari informasi dulu, dianalisa dulu, kita lihat ini orang ada maksud apa."
"Kalau misal berkedok tugas akhir atau penelitian, mestinya kita berpikir panjang. Apakah bener ada praktikum seperti itu, aneh tidak?"
"Kalau ada hal aneh dan menyimpang lebih baik tidak usah dibantu daripada merugikan diri sendiri," ungkap Citra.
Kampus Unair Buka Suara
Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo membenarkan sosok pelaku fetish jarik berkedok riset yang viral di media sosial merupakan mahasiswanya, G Aprilian Nugraha Pratama.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi."
"Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa,"ujarnya pada Surya.co.id, Kamis (30/7/2020).
Sayangnya hingga saat ini, G yang merupakan warga luar kota Surabaya belum bisa dihubungi.
Sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.
Baca: Pengakuan Korban Fetish Kain Jarik, Pelaku Paksa Bungkus Badan hingga Melakban Muka