Pemkab Bolaang Mongondow Selatan Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 14 Hari
Tak hanya banjir, longsor terjadi di beberapa titik yang menyebabkan distribusi logistik bantuan terhambat
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Eko Sutriyanto
Bantuan logistik BNPB telah tiba di Manado dan siap untuk pengiriman lanjutan menuju Kabupaten terdampak. TRC BNPB di lokasi bencana telah mengkoordinasikan pendistribusian bantuan logistik dengan bantuan helikopter untuk menjangkau wilayah yang terisolasi.
TRC BNPB telah berkoordinasi dengan kepala daerah dan jajaran untuk turut melakukan kaji cepat dan pendampingan posko.
Di samping itu, posko juga menurunkan ekskavator untuk membersihkan lumpur maupun material longsor pada ruas jalan penghubung antara Kabupaten Bolaang Mongondow dengan Bolaang Mongondow Selatan.
Titik longsor terpantau di ruas jalan Doloduo – Molibagu, jalan Onggunoi – Pinolosian, jalan Molibagu-Momalia longsor (desa Pinolantungan), jalan Desa Tabilaa dan jalan Molibagu (belakang kuburan Molibagu) dengan kondisi gorong-gorong ambruk sekitar 3 meter.
Melihat kronologi kejadian, sejak 31 Juli 2020, pukul 18.45 waktu setempat sampai 1 Agustus hujan lebat masih turun di wilayah Bolaang Mongondow Selatan.
Kondisi ini menyebabkan Sungai Bolangaso, Sungai Toluaya, Sungai Salongo, Sungai Nunuka, Sungai Mongolidia, Sungai Milangodaa dan beberapa anak sungai lain meluap menggenangi pemukiman masyarakat dan merusak rumah, fasilitas umum, serta infrastruktur.
Berdasarkan Analisis dan Prakiraan Hujan BMKG Nomor 7 bulan Juli 2020, diprediksikan curah hujan di beberapa wilayah Provinsi Sulawesi Utara pada Agustus hingga Oktober berkisar dari 201 mm - hingga 400 mm.
Menyikapi potensi yang masih tinggi, masyarakat diimbau selalu waspada dan siap siaga mengantisipi dampak fenomena alam tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.