Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Buaya Raksasa Berusia 100 Tahun Dianggap Titisan Siluman, Kepala dan Tubuh Dikubur Terpisah

Saat mengamuk, Mang Ademi si pawang buaya sempat mengusap-usap reptil tersebut hingga reptil tersebut tenang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Buaya Raksasa Berusia 100 Tahun Dianggap Titisan Siluman, Kepala dan Tubuh Dikubur Terpisah
bangkapos.com / Fery Laskari
Buaya Sungai Kayubesi yang mati diangkut menggunakan alat berat untuk dimakamkan, Rabu (5/8/2020) 

"Lah mati semalam (buaya sudah mati malam tadi -red). Dipotong terpisah kepalanya dan dikubur terpisah di tepi sungai," kata Junaidi.

Buaya Sungai Kayubesi yang mati diangkut menggunakan alat berat untuk dimakamkan, Rabu (5/8/2020)
Buaya Sungai Kayubesi yang mati diangkut menggunakan alat berat untuk dimakamkan, Rabu (5/8/2020)

Berbobot Setengah Ton

Sebelumnya diberitakan seekor buaya ganas, panjang 4,8 meter, bobot sekitar setengah ton, berusia 112 tahun dilumpuhkan.

Buaya jenis kelamin jantan itu, dipancing sang pawang, Mang Ademi (60) atas permintaan Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi (45) dan warga setempat.

Pasalnya, reptil yang hidup di dua alam itu menerkam penduduk lokal.

"Kami tangkap buaya ini menggunakan pancing nomor satu pakai tali rotan umpan tupai. Buaya ini ditangkap di Sungai Kayubesi, arah Ilir perbatasan (Dusun) Limbung (Merawang). Umur buaya ini diperkirakan 112 tahun, panjang 4, 80 meter, berat sekitar setengah ton, lebar tiga keping papan," kata Pawang Buaya, Mang Ademi (60) ketika ditemui Bangka Pos, Selasa (4/8/2020) di Desa Kayubesi Kecamatan Puding Besar Bangka, pasca penangkapan buaya.

Menurut Mang Ademi, ia turun tangan menaklukan buaya itu karena warga merasa resah.

Berita Rekomendasi

Apalagi Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi yang memintanya menangkap buaya yang dimaksud.

"Karena buaya ini yang sering ganggu warga, makanya kita tangkap," kata Mang Ademi merasa yakin buaya yang ia taklukan pernah menerkam warga bernama Abdullah alias Dullah (30), warga lokal.

Keyakinan Mang Ademi pada buaya tersebut sebagai pemangsa antara lain parameternya, terlihat karena buaya ini sudah tak bergigi lagi (ompong).

"Giginya ompong karena diperkiraan sudah sering menerkam orang. Buaya ini diperkirakan berasal dari arah Sungai Baturusa. Masih ada satu lagi buaya yang akan kita pancing, karena diperkirakan bakal mengganggu manusia," kata Mang Ademi.

Mengenai sugesti spiritual pada buaya buruannya? Ademi menyebut bahwa secara kasat mata, buaya ompong yang ia tangkap bukan buaya biasa.

"Buaya ini bukan buaya biasa, ini buaya igon urang atau buaya 'peliharaan' orang (maaf penjelasan ini dalam istilah ghoib berdasarkan versi pawang -red)
Kita terpaksa tangkap karena menggangu warga," kata Mang Ademi.

Kepala Desa (Kades) Kayubesi, Rasyidi alias Rosidi (50) ditemui pada kesempatan yang sama, Selasa (4/8/2020) mengatakan, sudah tiga kali buaya menungggu warga di Desa Kayubesi. Karena itu pula Kades meminta bantuan pawang menaklukan buaya agar warga tidak resah.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas