Media Australia Soroti Penyembelihan Sapi di Aceh yang Tidak Manusiawi dan Begini Tanggapan Ulama
Gambar-gambar itu dikumpulkan oleh lembaganya ketika umat Islam merayakan Hari Raya Idul Adha pada akhir Juli dan awal Agustus 2020
Editor: Eko Sutriyanto
Beberapa eksportir hewan ternak yang telah melihat rekaman tersebut, dan satu perusahaan telah menghentikan sementara ekspor sapi ke tempat yang diduga bermasalah itu.
Pernyataan itu merujuk pada laporan yang dikemukkan oleh Dewan Eksportir Peternakan Australia (ALEC).
Kepala eksekutif ALEC, Mark Harvey-Sutton mengatakan gambar-gambar itu "menyedihkan" dan menunjukkan apa yang tampak seperti sapi Australia yang diikat dengan tali.
Kemudian, lehernya sapi itu dipotong tanpa dipingsankan atau dikejutkan dengan listrik sebelum dilakukan peyembelihan.
“Dalam situasi ini, tampaknya itu dilakukan mungkin oleh orang yang tidak berpengalaman, tetapi tentunya di luar kendali normal yang ada di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, beberapa video dan ‘sejumlah besar’ foto, diambil antara 30 Juli 2020 dan 5 Agustus 2020, menunjukkan 10 sapi di fasilitas tersebut.
Dia mengatakan para eksportir untuk segera mengambil tindakan cepat untuk mengidentifikasi sapi tersebut, namun pencabutan tanda pada telinga telah menghambat upaya pelacakan.
Baca: Berapa Ekor Sapi yang Masih Di Padang Rumput? Jawaban TVRI SD Kelas 1-3, Selasa, 11 Agustus 2020
Mark Harvey meminta untuk mempertahankan sistem ESCAS, dengan apa yang akan terjadi adalah sebuah pengecualian.
"Saya tidak bisa memaafkannya, tetapi sistem ESCAS sudah berkerja dengan baik, karena kami memiliki sistem yang luas di Indonesia di mana kesejahteraan hewan terjamin," kata Mark Harvey.
Juru bicara DAWE mengatakan seluruh eksportir sapi hidup ke Indonesia telah dihubungi untuk menelusuri informasi lebih lanjut.
"Tidak pantas untuk mengomentari masalah ini saat penyelidikan sedang berlangsung," kata juru bicara itu.
Tanggapan Ulama Aceh
Menanggapi pemberitaan media itu, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengatakan laporan media Australia itu tidak mewakili peyembelihan hewan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh.
“Apa yang dilihat oleh media Australia itu tidak mewakili peyembelihan hewan di masyarakat Aceh seluruhnya,” ujar Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk Faisal Ali, saat dihubungi Serambinews.com, Rabu (12/8/2020) siang.