Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Direktur Pascasarjana Uinsa Surabaya Dipukul oleh Dosen, Diduga Pelaku Merasa Tersinggung

Seorang dosen Uinsa Surabaya nekat memukul wakil direktur Pascasarjana. Korban dipukul di bagian wajahnya.

Editor: Miftah
zoom-in Wakil Direktur Pascasarjana Uinsa Surabaya Dipukul oleh Dosen, Diduga Pelaku Merasa Tersinggung
http://www.ladbible.com
Ilustrasi- Seorang dosen Uinsa Surabaya nekat memukul wakil direktur Pascasarjana. Korban dipukul di bagian wajahnya. 

Sebelumnya Ahmad Nur Fuad melaporkan dugaan pemukulan yang dilakukan dosen S kepadanya yang terjadi pada Senin (10/8/2020) pagi di ruang kerjanya.

Laporan itu diterima polisi pada Selasa (11/8/2020) petang.

Kronologi

Aksi koboi yang diduga dilakukan seorang dosen berinisial S di dalam ruangan Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya pada Senin (10/8/2020) pagi berujung laporan ke polisi.

Dosen S, yang menjabat Kaprodi Studi Islam S2 Uinsa Surabaya nekat memukul wakil direktur pascasarjana Uinsa Surabaya, Ahmad Nur Fuad.

Akhirnya, Ahmad Nur Fuad resmi melaporkan kelakuan S yang telah memukulnya.

Kepada SURYA.CO.ID, Ahmad Nur Fuad mengatakan saat itu ia berada di dalam ruangannya untuk menyusun konsep surat pasca sarjana di meja kerjanya.

Berita Rekomendasi

"Tiba-tiba dia (pelaku) datang dan langsung memukul saya sebanyak lima kali pada bagian wajah sebelah kiri," kata Ahmad Nur Fuad di Mapolrestabes Surabaya, Selasa (11/8/2020) sore.

Tak hanya pemukulan di bagian wajahnya, Ahmad Nur Fuad juga mengaku menerima ancaman secara verbal oleh dosen S.

"Kalau untuk ancaman verbal ada, tapi saya lupa persisnya apa."

"Yang pasti sambil mukul itu sambil marah-marah," tambahnya.

Lebih lanjut, Ahmad Nur Fuad mengungkapkan sebab yang memicu S hingga tega memukulnya beberapa kali di ruang kerjanya.

Menurut Ahmad, diduga S merasa tersinggung ketika diminta menerima konsultasi dari salah satu mahasiswa pasca sarjana studi Islam terkait rencana peningkatkan kompetensi dari beasiswa Kemenpora.

"Alasannya karena tidak diajak musyawarah jadi merada tersinggung dan merasa tidak dihargai," lanjut pria asal Paciran, Lamongan itu.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas