Misteri Kematian Hendri di Polres Barelang, Kompolnas Sarankan Anggota Polri Dipasang Body Camera
Salah satunya dengan melengkapi alat rekam yang memadai untuk memonitor setiap tindakan anggotanya.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menyarankan polri untuk melengkapi anggotanya dengan kamera tubuh (body camera) dalam kegiatan penyidikan, penangkapan hingga penahanan.
Hal itu menjadi penting agar peristiwa tewasnya Hendri Alfred Bakari tidak terulang.
"Saya sungguh prihatin kejadian seperti ini. Saya berharap untuk mencegah kejadian serupa terulang, para anggota Polri yang diberi tugas melakukan penangkapan, penahanan dan penyidikan penting sekali untuk dibekali body camera, agar dapat dimonitor tindakannya dan mencegah penggunaan kekerasan yang berlebihan," kata Poengky saat dihubungi, Kamis (13/8/2020).
Kompolnas, kata Poengky, juga menyarankan polri untuk melengkapi infrastruktur lain dalam kegiatan penyidikan.
Baca: Jika Terbukti Kekerasan, Kompolnas Minta Anggota Polri Terlibat Kematian Hendri Alfred Dihukum
Salah satunya dengan melengkapi alat rekam yang memadai untuk memonitor setiap tindakan anggotanya.
"Semua tindakan tersebut seharusnya direkam dengan video camera. Ketika diperiksa juga harus ada CCTV, video camera dan recorder untuk memastikan bahwa proses penyidikan berjalan sesuai hukum dan menghormati hak asasi manusia," jelasnya.
Tak hanya saat penyidikan, ia juga menyarankan alat-alat tersebut juga dipasang di sel tahanan untuk menghindari adanya kekerasan yang terjadi lakukan oleh oknum polri maupun sesama tahanan.
"Di sel tahanan pun wajib dipasang CCTV untuk melindungi tahanan agar tidak jadi korban bullying sesama tahanan, penyiksaan dari oknum polisi, atau tahanan melarikan diri atau bunuh diri," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, almarhum Hendri Alfred Bakari, pria 38 tahun, warga Kecamatan Belakang Padang meninggal dunia Sabtu (8/8/2020) lalu.
Kepergian Hendri Alfred masih menyisahkan sederet tanda tanya bagi pihak keluarga yang ditinggal.
Bukan tanpa alasan, Hendri Alfred meninggal secara mengenaskan setelah ditangkap oleh jajaran unit Satres Narkoba Polresta Barelang.
Kepala dan wajah jenazahnya di-wraping dengan plastik putih.
Hal itu pula lah yang membuat keluarga bingung.
Sehari sebelum Hendri ditangkap, ia bahkan masih terlihat sehat.
Pengakuan keluarga, Hendri bahkan tidak ada gejalah penyakit yang diidapnya.
Di usianya 38 tahun, Hendri selalu sehat menjalankan aktivitasnya sebagai nelayan di kecamatan Belakang Padang itu.