Sempat Disebut Sudah Meninggal, Bayi di Jambi Ternyata Masih Hidup Setelah Keluar Dari Rahim
Untung Nainggolan (33), warga Kota Jambi melayangkan protes keras kepada pihak rumah sakit di kawasan Kenali Besar, Alam Barajo
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Untung Nainggolan (33), warga Kota Jambi melayangkan protes keras kepada pihak rumah sakit di kawasan Kenali Besar, Alam Barajo, Kota Jambi lantaran salah dalam membuat diagnosis.
Sebelumnya pihak rumah sakit mendiagnosis bila bayi yang dikandung istrinya, Katarina (24), sudah meninggal dunia sebelum dilahirkan.
Namun faktanya, setelah dikeluarkan dari rahim Katarina, bayi tersebut ternyata masih bernapas.
Kejadian itu membuat geger hingga pihak rumah sakit menuai protes keras dari keluarga pasien, setelah keliru mengumumkan kematian calon bayi perempuan.
Berikut kronologi kejadian
Warga Desa Pematang Tembesu, Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjab Barat, Jambi, itu mengatakan peristiwa tersebut berawal pada Kamis (20/8/2020) pukul 11.30 WIB.
Saat itu, istri Untung mengalami pecah ketuban di rumahnya.
Baca: Di Jambi Tumbuh Pohon Pisang Ajaib Tanpa Daun dan Batang, Berbuah 12 Tandan, Ini Kata Ahli
Sebagai pertolongan pertama, Untung memanggil bidan dari klinik yang berada di Tungkal Ulu.
Namun, bidan tersebut langsung menyarankan agar sang istri Untung dirujuk ke rumah sakit.
"Awalnya dari rumah, memang sudah didiagnosis meninggal dunia, tapi itu tidak ada penanganan memang, langsung disuruh rujuk," kata Untung, saat ditemui di rumah sakit, Jumat (21/8/2020) sore.
Tepat pukul 14.15 WIB, Untung bersama sang istri tiba di rumah sakit di Kota Jambi.
Untung menjelaskan, saat itu istrinya langsung dipasangi infus oleh empat orang perawat.
Baca: Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Kolam Bekas Galian Batubara di Jambi
"Sudah dipasang infus, sudah mereka langsung vonis bahwa anak saya sudah meninggal di dalam kandungan," imbuhnya.
Diagnosis tersebut menjadi kesepakatan keempat perawat yang menangani pasien, melalui pemeriksaan yang mereka lakukan.
Keempatnya mengonfirmasi kepada salah satu dokter, yakni dokter M.