Ayah Bawa Parang dan Anak Tenteng Busur Panah, Siap Duel Maut hingga Polisi Datang
Untungnya pihak kepolisian segera datang di lokasi sehingga perkelahian bisa dihindarkan.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ayah dan anak kandungnya di Sabutung, Makassar nyaris terlibat duel maut.
Masing-masing sudah siap dengan senjata tajam dari parang hingga busur panah.
Untungnya pihak kepolisian segera datang di lokasi sehingga perkelahian bisa dihindarkan.
Sang ayah, Haeruddin (58) membawa parang, sedangkan anaknya, AD (35) menenteng busur dan anak panah.
Baca: Fakta Bocah 13 Tahun Diduga Korban Salah Tangkap, Paman Sebut Dihajar Polisi Pakai Helm dan Ditabrak
Duel tersebut hampir saja terjadi di Jl. Sabutung Baru, Makassar, Selasa (25/8/2020).
Tim UPRC Angngaru Polres Pelabuhan tiba di lokasi menenangkan keduanya.
Bermula saat tim yang dipimpin Aipda Sulaiman melakukan patroli rutin pencegahan aksi premanisme dan kejahatan jalanan.
Saat sedang memantau keamanan dan ketertiban warga di wilayah hukum Polres Pelabuhan Makassar, Danru Tim UPRC Angngaru Bripka Ilham Halim mendapatkan informasi adanya perkelahian menggunakan busur dan parang di Jl Sabutung baru.
Saat tiba di lokasi, perkelahian itu rupanya melibatkan ayah Haeruddin dan anaknya AD.
Baca: Anak dan Menantu Jerat Ibu hingga Tewas: Ada Bisikan Menuntun Saya Membunuh Ibu
"UPRC Angngaru mendatangi TKP yang dimaksud dan saat tiba, langsung mengamankan pelaku AD yang menguasai busur dan anak panah dan hendak digunakan melakukan pembusuran terhadap orang tuanya sendiri (Haeruddin)," kata Kasat Sabhara Polres Pelabuhan Makassar Iptu Asfada, Rabu (26/8/2020) pagi.
Lalu apa penyebab pertikaian yang melibatkan ayah dan anak itu.
Iptu Asfada menjelaskan, kejadiannya bermula pada pukul 23.30 Wita. Sang anak AD hendak meminjam motor ayahnya Haeruddin, untuk dikendarai ke Pangkep.
Namun, sang ayah Haeruddin, enggan memberikan motornya dengan tidak mengizinkan putranya AD pergi tengah malam.
"Ini sang anak (SD) mau ke Pangkep, tapi karena tengah malam, ayahnya (Haeruddin) tidak mengizinkan, dan meminta si AD agar pergi subuh saja," ungkap Asfada.