Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dropping Air untuk Minum Buat Kera di Suaka Margasatwa Paliyan

Jika musim kemarau tiba, ratusan kera tersebut lalu menyebar untuk mencari sumber air yang ada

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Dropping Air untuk Minum Buat Kera di Suaka Margasatwa Paliyan
Istimewa
Sejumlah kera ekor panjang mendatangi ember berisi air untuk minum. Pada musim kemarau ini, telaga di Suaka Margasatwa Paliyan mengering sehingga ratusan kera kesulitan air 

Laporan Wartawan Tribunnews.com,  Alexander Aprita


TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL -
Sambil membawa ember, Wagiran (52), petugas Suaka Margasatwa Paliyan, Gunungkidul mendekati salah satu keran air.

Ember tersebut diisinya hingga penuh.

Selanjutnya ia bergerak memasuki area hutan sekitar Kantor Suaka Margasatwa Paliyan. Gemerisik daun kering terdengar keras setiap ia melangkahkan kaki.

Pada kaki sejumlah pohon, terdapat baskom-baskom kecil, yang diisi Wagiran oleh air tersebut.

Lalu ia menirukan suara kera, memanggil primata yang tinggal di hutan tersebut.

"Air ini untuk minum kera ekor panjang di hutan, karena sekarang kan musim kemarau," tutur Wagiran.

Baca: Ribuan Kera Serang Toko dan Perumahaan Penduduk Kota Lopburi Thailand, Pemicunya Covid-19

Berita Rekomendasi

Wagiran menyebut pihaknya menyiapkan sebanyak 25 wadah air, tersebar di berbagai titik.

Pria yang bertugas sejak 2012 itu mengatakan ember-ember diisi sejak pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Frekuensi pengisiannya pun tak tentu.

Sebab terkadang dalam sehari ia sampai harus berkali-kali mengisi ember tersebut dengan air, lantaran banyaknya kera yang menghampiri.

"Tergantung keranya berapa banyak. Kalau habis yang langsung diisi lagi," ujar warga Kalurahan Karangasem, Paliyan ini.

Gunawan Setiaji selaku penanggungjawab proyek kerjasama Mitsui Sumitomo Insurance Group (MISG) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menjelaskan "dropping" air minum bagi kera rutin dilakukan terutama saat musim kemarau.

Pasalnya, 2 telaga utama yang ada di hutan itu kerap mengering saat musim kemarau.

Padahal ratusan kera menggantungkan dahaganya pada telaga tersebut.

Baca: Makin Aneh, Babi Hutan Ini Tak Mau Tidur kalau Tak Diberi Bantal dan Selimut

"Telaga itu kan cuma tadah hujan, tidak ada sumber airnya. Jadi kalau musim kemarau pasti mengering," jelas Gunawan.

Gunawan menyebut setidaknya ada sekitar 500 ekor kera ekor panjang yang hidup di hutan Suaka Margasatwa Paliyan.

Mereka terbagi dalam 5 koloni, terdiri atas 100 ekor per koloninya.

Jika musim kemarau tiba, ratusan kera tersebut lalu menyebar untuk mencari sumber air yang ada.

Tak jarang, mereka pun masuk ke lahan pertanian warga sekitar demi mencari minum.

Menurut Gunawan, kawasan Suaka Margasatwa Paliyan berbatasan langsung dengan lahan pertanian milik warga sekitar.

Para kera ini pun diketahui tidak semuanya tinggal dalam batas-batas hutan.

"Itu sebabnya kami sediakan air di berbagai titik untuk diminum oleh mereka, agar tidak mengganggu lahan pertanian," ujarnya.

Gunawan menyebut populasi kera ekor panjang di Paliyan tergolong stabil setiap tahunnya.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga populasi hewan bernama latin Macaca fascicularis ini.

Salah satunya dengan menanam ribuan pohon berbagai jenis buah-buahan seperti pisang hingga nangka untuk pakan kera.

Para petani pun turut diajak menanam pohon buah tersebut di lahan pertanian mereka.

Selain menjaga populasi kera, cara ini dianggap ampuh untuk mencegah kera menyerang lahan pertanian warga.

Secara umum petani pun turut mendukung cara tersebut.

"Hanya terkadang masih ada petani yang memanen buah secara berlebihan, jadi keranya tidak kebagian," ungkap Gunawan.(TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Musim Kering, Kera di Suaka Margasatwa Paliyan Dapat Dropping Air untuk Minum

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas