Petani Garam di Lamongan Menjerit, Harga Garam Hancur Berkisar Rp 200-300 per Kilogram
Arifin mengatakan, harga jual garam dari para petani hanya berkisaran Rp 200 perkilogram hingga Rp 300 per kilogram.
Editor: Theresia Felisiani
"Gara-gara dulu itu, ada stok garam masih 1 juta ton, tapi impor 3 juta ton lagi, kemudian penyerapnya tidak ada, " katanya kepada TribunJatim.com.
Baca: Bangun Pagi Langsung Minum Air Garam Saat Perut Masih Kosong, Lihat yang Akan Terjadi pada Tubuh
Mestinya pemerintah menggali data lebih cermat sebelum kebijakan impor garam diputuskan.
"Kalau garam memang masih banyak, jangan impor banyak-banyak," imbuh Arifin.
Para petani garam di Lamongan tidak berdaya menghadapi situasi tersebut.
Hanya bisa menerina kenyataan dan tetap menekuni pekerjaan sebagai petani garam, karena tidak punya pekerjaan lain yang bisa diandalkan.
Kini para petani garam di Lamongan berharap pemerintah segera menetapkan harga terendah garam.
Pemerintah itu semestinya membuat regulasi harga eceran terendah dan harga eceran tertinggi.
Kalau tidak diatur pemerintah secara ketat, maka selamanya problem yang dihadapi petani garam tetap ada.
"Akhirnya kartel-kartel yang diuntungkan, " gerutu Arifin.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Petani Garam di Lamongan Menjerit, Harga Garam di Lamongan Hancur,
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.