Warga Mamuju Ditandu 8 Jam untuk Berobat di Puskesmas, Tapi Petugas Tolak Melayani
Warga berharap ke depannya pemerintah akan memberi perhatian lebih pada daerahnya, utamanya dalam hal pembangunan infrastruktur dan layanan kesehatan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Timur Nurhadi
TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, warga Desa Makkaliki, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat, Mariana (42) terpaksa ditandu berkilo-kilo meter.
Mariana tidak bisa makan dan minum akibat tulang yang tersangkut di tenggorokannya sejak dua hari lalu.
Keluarga pasien, Daniel, mengatakan dia bersama beberapa sanak keluarga dan warga berinisiatif membawa tantenya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
"Sebenarnya, ada pustu di desa, tetapi yang bertugas di sana sedang tidak berada di tempat," kata Daniel via telepon selularnya, Kamis (17/9/2020).
Mariana sempat menerima infus.
Namun, karena kondisinya semakin melemah, maka harus segera dibawa ke puskesmas meski harus digotong secara bersama-sama.
Baca: Seorang Konsultan Kementerian PUPR di Mamuju Tembak Kepala Tetangganya
"Harus ditandu karena kondisi jalan setepak yang menjadi satu-satunya akses penghubung desa tidak bisa dilalui kendaraan," ucapnya.
Dikatakan, kondisi jalan mendaki dan terjal menjadi licin karena musim huuan.
Jika pun dalam kondisi kering, jalan itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
"Pukul 09.00 Wita, kami mulai menandu dengan tujuan ke Puskesmas Kalumpang," ujarnya.
Dalam perjalanan, mereka tiba-tiba mengubah arah tujuannya, yang awalnya ke Puskesmas Kalumpang menjadi Pusksemas Karataun.
Baca: OTG Covid-19 Bisa Daftar ke Puskesmas untuk Diisolasi di Flat Wisma Atlet
"Karena memperhitungkan dan melihat kondisi jalan yang akan dilalui jika tetap menuju tujuan awal, akhirnya kami ke Karataun yang sedikit lebih dekat," jelasnya.
Dikatakan, mereka baru sampai ke Puskesmas Karataun pada pukul 17.00 Wita, setelah menempuh perjalanan selama delapan jam.