Cerita Stenly Yesi Ndun Siswa SD Berkaki Satu Tiap Hari Jalan 1 Km ke Sekolah, Tak Pernah Mengeluh
Ini cerita Stenly Yesi Ndun siswa SD di Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Editor: Hendra Gunawan
Saban hari, ia harus berjalan sejauh satu kilometer bersama sejumlah teman-ke sekolah.
Bocah kelas satu SDN Bijaesahan ini bermimpi punya kaki palsu.
Namun, orangtuanya yang hanya sebagai buruh kasar di Kalimantan tak memiliki dana.
Baca: Pasangan Kekasih Tetangga Kos Nekat Aborsi, Alasan Takut Bayi Cacat karena Sempat Gagal Digugurkan
Di rumah berdinding kayu, Yesi dan tiga saudara kandungnya hidup bersama kakek dan neneknya.
Selain Yessi dan tiga saudaranya, ada empat cucu lain yang dipiara pasutri lansia ini.
“Kami sudah tua, tak mampu kerja lagi. Setiap bulan, ayah Yesi kirim uang Rp 500.000 untuk kebutuhan hidup kami semua di rumah,” ujar nenek Yesi, Ursula Takaep (60), kepada sejumlah wartawan, Senin (21/9/2020).
Ursula mengaku, memiliki empat anak laki-laki yang semuanya di tanah rantau, termasuk ayah Yesi.
Setiap hari, ia sendiri yang mengurus ke delapan cucunya, karena suaminya, Bernabas Ndun (84), sudah lama mengalami sakit karena faktor usia.
Untuk menanggung kebutuhan hidup setiap hari, ia hanya berharap bantuan PKH dari pemerintah.
Uang itu ia sisihkan untuk kebutuhan makan minum hingga keperluan sekolah delapan cucunya.
Fisiknya yang tak sempurna, tak membuat Yesi minder dalam pergaulan di lingkungan rumah maupun sekolah.
Ia bahkan diperlakukan khusus di sekolahnya.
“Jika ada apel atau olahraga, Yesi kami minta duduk di ruangan kelas sambil belajar,” ujar Kepala Sekolah SDN Bijaesahan, Dortiana Karice Mau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.